Urgensi Melaksanakan Wawasan Kebangsaan
Anggota MPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras menegaskan pentingnya pemahaman terhadap wawasan kebangsaaan.

MONDAYREVIEW - Anggota MPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras menegaskan pentingnya pemahaman terhadap wawasan kebangsaaan. Mengingat wawasan kebangsaan merupakan salah satu wahana membangun cinta tanah air dan merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang di dasari oleh falsafah cita-cita dan tujuan nasional. Hal itu dikatakan dalam kunjungannya pada seminar MPR RI bertema wawasan kebangsaan yang berlangsung dua hari di tiga wilayah Kabupaten Wajo Kecamatan Gilirang, (31 Oktober- 1 Januari 2017), yang masing-masing dihadiri 150 peserta.
Namun Iwan Aras menyesalkan, bahwa sampai saat ini pemahanan wawasan kebangsaan dalam diri masyarakat masih kurang. Oleh karena itu, menurutnya perlu adanya pemberian pemahaman akan wawasan kebangsaan sejak usia dini.
“Secara teori wawasan kebangsaan masih kurang di pahami oleh masyarakat sehingga pemberian pemahaman wawasan kebangsaan dalam bentuk aplikasi akan lebih mudah di pahami. Selain itu wawasan kebangsaan ini juga perlu di berikan sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi,” katanya.
Ia menambahkan, ketika wawasan kebangsaan telah melekat dalam diri masyarakat maka dampak positifnya adalah, saat terjadi bencana maka masyarakat secara sadar akan tergerak memberikan pertolongan dan tanpa diminta pun orang akan tergerak hatinya untuk memberikan pertolongan secara sukarela dan ikhlas.
“Sikap ikhlas menolong itu karena telah tertanam kesadaran serta menyadari Jatidiri sebagai manusia indonesia secara etnis maupun budaya kearah memenuhi cinta tanah air dalah bagian dari iman,” katanya.
Menurut Iwan Aras, jika melihat semboyan Bhineka Tunggal Ika, maka akan terbentuk pemahaman akan keinginan untuk bersatu dalam perbedaan, kesatuan dalam keragaman. Keragaman itu tercermin dalam beragamnya adat, suku, budaya, agama, dan sebagainya.
“Dari sejarah kita mengetahui bahwa gerakan politik rakyat untuk melawan kolonialisme Belanda, telah mempersatukan atau menyatukan berbagai golongan, suku dan agama, dan aliran politik dalam semangat Sumpah Pemuda dalam tahun 1928, yang mengikrarkan satu bangsa, satu tanah-air dan satu bahasa,”pungkasnya.