Untuk Apa Kita Salat?

MONITORDAY.COM - Jika kita ditanya untuk apa shalat? Bisakah kita menjawabnya? Tahukah kalian, shalat itu bukti konkret komitmen keIslaman kita. Kalau kita beragama Islam, bukti bahwa memang kita Islam adalah shalat. Shalat bisa membedakan yang muslim dan yang non muslim lho.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: "Perjanjian antara kami dengan orang kafir adalah sholat. Barangsiapa yang meninggalkan sholat maka ia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah).
Selain itu, tahukah kalian? Shalat bisa membuat kita jadi orang yang baik. Dalam QS. Al Ankabut: 45, diterangkan shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Seorang muslim yang masih berbuat jahat, boleh jadi shalatnya masih tidak benar. Sebaliknya, muslim yang sempurnah shalatnya, maka hidupnya akan teratur.
Sebagai ibadah yang diwajibkan, shalat mengandung latihan-latihan pembentukan karakter positif dalam pribadi kita. Misalnya kita disuruh untuk shalat tepat waktu. Hal ini melatih kedisiplinan. Kita diminta untuk berwudhu sebelum shalat. Hal ini merupakan latihan agar kita senantiasa menjaga kebersihan badan.
Gerakan-gerakan shalat juga mempunyai makna-makna tersendiri. Salah seorang cendekiawan muslim Nurcholish Madjid pernah mengutarakan makna shalat dengan ego seseorang. Saat takbiratul ihram dan berdiri, kepala berada di atas hatinya. Saat rukuk, kepala berada sejajar dengan hatinya. Saat sujud, kepala berada di bawah hatinya.
Artinya shalat mengajarkan kita untuk belajar menundukkan ego kita mengikuti nurani. Bukan hati yang mengikuti ego, melainkan nurani yang harus mengendalikan ego. Sujud juga mengajarkan kita untuk rendah hati. Kepala yang biasanya berada di paling atas, dan paling kita banggakan, saat sujud diletakkan di tanah yang paling rendah.
Uraian di atas menunjukkan makna shalat yang luar biasa. Maka tak ada alasan lagi bagi kita untuk malas menjalankan shalat.