UMY Nilai Indonesi Perlu Perkuat 2 Hal Penting dengan Jerman

UMY Nilai Indonesi Perlu Perkuat 2 Hal Penting dengan Jerman
Akademisi HI FISIPOL Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ratih Herningtyas (Dok: RH)

MONITORDAY.COM - Akademisi HI FISIPOL Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ratih Herningtyas mengatakan, banyak hal yang menarik dari Indonesia-Jerman. Apalagi hubungan kedua negara secara histrois sudah berlangsung lama.

Dari deretan isu, Ratih menelisik isu pendidikan dan ekonomi di jerman yang perlu ditingkatkan.

" Berbicara soal Indonesia-Jerman, maka Isu ekonomi dan pendidikan menjadi soft diplomasi yang perlu dipertajam. Jerman memiliki keunggulan di dua bidang tersebut," ujar Ratih di Diskusi Virtual Kopi Pahit Edisi Diplomat Talk bertajuk Diplomasi Indonesia-Jerman: Pendidikan dan Ekonomi" Minggu (19/9/2021). 

Ratih mengawali paparannya dengan memberikan apresiasi kepada KBRI Berlin yang konsisten meningkatkan kerjasama Indonesia dan Jerman. Hasilnya luar bisa, tercatat sejumlah capaian penting dengan merujuk pada sasaran strategis dan indikator kinerja yang memuaskan.

" Apresiasi kepada Pak Yul Edison selaku DCM (Wakil Dubes RI untuk Jerman) dan teman-teman di KBRI Berlin," ucap Ratih.

Sebagaimana disebutkan diatas, Indonesia perlu memperkuat kerjasama dengan Jerman di bidang pendidikan dan ekonomi.

Diplomasi Pendidikan

Menurut Ratih, pendidikan vokasi khas Jerman perlu ditindaklanjuti serta dipertajam melalui kerjasama antara dunia pendidikan, masyarakat industri serta didukung oleh kebijakan dan regulasi agar Duales System berjalan dengan baik dalam membentuk kompetensi anak didik.

Selain itu, implementasi Duales System Jerman di Indonesia perlu dilakukan dengan adaptasi yang konstekstual, sehingga insitusi pendidikan vokasi di Indonesia tidak hanya sekedar mengadopsi pola Duales System tetapi pada akhirnya dapat mendukung daya saing industri di Indonesia. 

Melalui pendidikan vokasi ini, Indonesia ke depan diharapkan dapat menjadi negara yang memiliki ketahanan ekonomi dan Industri yang kuat

Ratih juga meneropong Jerman sebagai negara maju pada isu lingkungan , bencana dan kesehatan.

Misal dalam isu bencana. Jerman menjadi salah satu negara utama yang memberikan bantuan penanggulangan bencana saat bencana Gempa dan Tsunami Aceh 2004. Bantuan Jerman dalam pembangunan infrastruktur pasca bencana (jalan, rumah sakit, rumah dll). 

Menariknya, prinsip rekonstruksi pasca bencana Jerman mengacu ke build back better-disaster risk reduction

Patut di contoh dari negeri panser ini adalah menjadi role model dalam hal capacity building dan infrastruktur yang memiliki disaster resilient.

Diplomasi Ekonomi

Selanjutnya, Ratih mengungkapkan, Indonesia juga perlu menggali potensi komoditas perdagangan non migas ke Jerman seperti Kopi memiliki peluang ekonomi yang sangat potensial. 

Konsumsi  kopi di Jerman menjadi bagian dari tradisi dan lifestyle sangat tinggi, sementara potensi ekspor  kopi Indonesia sangat besar.

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2012, 86% dari orang dewasa di Jerman minum kopi secara teratur, dan beberapa menjadikan kopi sebagai minuman sehari-hari. 

Laporan ini menemukan bahwa sekitar 150 liter kopi yang dikonsumsi tiap orang per tahun di Jerman, membuat kopi menjadi minuman paling populer di Jerman, lebih daripada bir dan bahkan air.

Tantangan isu lingkungan dalam komoditas kopi yang masuk jerman (Biji kopi yang menerapkan sustainable agriculture, ecolabel, sertifikat budidaya, Pembatasan residu ).

Foreign policy and diplomacy begins at home. 

Diplomasi harus membangun jejaring kerjasama  dan kolaborasi internal (quadruple helix collaboration : antar Lembaga pemerintah, kelompok akademisi, kelompok bisnis/industry, dan masyarakat) dan eksternal.