Ucapkan Selamat Berpuasa, Jokowi: Kesempatan Untuk Menimba Pahala Sebanyak-banyaknya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan menunaikan ibadah puasa ramadhan untuk seluruh muslim tanah air. Ia juga mengingatkan, hendaknya puasa kali ini digunakan dalam rangka menimba pahala sebanyak-banyaknya.

Ucapkan Selamat Berpuasa, Jokowi: Kesempatan Untuk Menimba Pahala Sebanyak-banyaknya

MONOTORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan menunaikan ibadah puasa ramadhan untuk seluruh muslim tanah air. Ia mengingatkan, hendaknya di Ramadan kali ini dijadikan kesempatan dalam rangka menimba pahala sebanyak-banyaknya. 

"Dari puasa dan dalam berpuasa kita berlatih untuk menahan hawa nafsu, hasrat, dan keinginan duniawi, dan turut merasakan keterbatasan orang tak berpunya," tutur Jokowi dalam akun instagram @jokowi, Minggu (5/5) malam.

"Kesempatan juga tak terkira untuk menimba pahala yang berlipat ganda di bulan suci," tambahnya.

Dalam postingan tersebut, Presiden Jokowi menyertakan sebuah sebuah video bertuliskan, “Marhaban ya Ramadan, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa”.

Seperti diketahui, penentuan awal ramadhan ditentukan oleh Setelah Sidang Isbat yang digelar Minggu (5/5) sore. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan awal Ramadhan 1440 Hijriah jauth pada Senin, 6 Mei 2019.

Keputusan tersebut disampaikan Menteri Lukman dalam konferensi pers usai Sidang Isbat Awal Ramadan 1440H, yang dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag, Jln. MH Thamrin, Jakarta.

Sidang yang dipimpin oleh Menag ini dihadiri oleh Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Zaidi, pakar falak pada  ormas islam, BMKG, LAPAN, perwakilan duta besar negara-negara sahabat, serta pihak-pihak pemantau astronomi lainnya.

“Seluruh peserta Sidang Isbat secara mufakat bersepakat bahwa 1 Ramadan jatuh pada esok hari, Senin 6 Mei 2019,” tutur Menag seperti dikutip laman setkab (5/5).

Menurut Menag, kesepakatan tersebut diambil setelah menilik hasil dari metode hisab dan metode rukyat.

“Untuk dipahami bersama dua metode ini bukanlah dua metode yang diperhadapkan, atau dibenturkan. Keduanya saling melengkapi satu sama lain, keduanya sama pentingnya,” jelasnya.