Tumbuh Positif Saat Pandemi, Ini Strategi Semen Baturaja Tingkatkan Kinerja

Tumbuh Positif Saat Pandemi, Ini Strategi Semen Baturaja Tingkatkan Kinerja
Tumbuh Positif Saat Pandemi, Ini Strategi Semen Baturaja Tingkatkan Kinerja/(Foto/net)

MONITORDAY.COM - Pandemi telah memporak-porandakan semua sektor usaha. PT Semen Baturaja (SMBR) sebagai salah satu perusahaan BUMN, berupa untuk bisa survive dari hantaman gelombang sunami pandemi. 

Hasilnya cukup memuaskan dengan membukukan laba positif pada akhir tahun 2020. Pada kuartal pertama tahun 2021, Semen Baturaja menunjukan kinerja yang lebih baik pada tahun sebelumnya. 

Komisaris Independen PT. Semen Baturaja, Endang Tirtana mengatakan, SMBR melakukan sejumlah strategi untuk bisa mencapai laba positif pada tahun 2020. Padahal pada semester pertama, Semen Baturaja mengalami kerugian Rp 137 miliar. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menunda semua CAPEX (Capital Expenditure), kecuali terhadap hal-hal mutlak harus dikeluarkan.

Semen Baturaja juga menekan biaya produksi dan operasional seefisien mungkin, ini adalah upaya untuk menekan kerugian. Efesiensi wajib dilakukan pada situasi sulit seperti sekarang dan Semen Baturaja berhasil melakukannya.

Selain efesiensi, SMBR juga sangat agresif dalam melakukan penetrasi pemasaran ke berbagai wilayah baru, khususnya di Sumatera Selatan dan Lampung. Ini bertujuan untuk menciptakan pangsa pasar baru. SMBR juga mengoptimalkan  produk-produk alternatif non-semen, seperti mortar dan white clay. 

"Hingga akhirnya, SMBR meraih pendapatan Rp1,72 triliun hingga akhir 2020. Capaian tersebut harus disyukuri, mengingat industri semen mendapatkan sejumlah tantangan selama masa pandemi, yang berdampak pada sektor ekonomi dan juga infrastruktur," katanya di Jakarta, Kamis (29/4). 

Merujuk data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen domestik sepanjang 2020 tercatat sebesar 62,5 juta ton. Realisasi tersebut menurun 10,7 persen (yoy) dan merupakan pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir. 

Endang mengungkapkan, SMBR juga telah meningkatkan EBITDA menjadi Rp 416,4 miliar, atau meningkat 2 persen dibanding 2019. Bahkan SMBR juga membukukan cash from operation (CFO) Rp 393 miliar pada akhir 2020 dan mampu mencatatkan EBITDA margin sebesar 24 persen, meningkat dibanding pencapaian 2019 sebesar 20 persen. 

"Pencapaian ini diraih dengan pengelolaan arus kas secara disiplin dan penetapan prioritas belanja modal," ujarnya. 

Di tahun 2021, dia menambahkan, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksikan konsumsi semen dalam negeri akan meningkat sekitar 7-8 persen. Ini memberikan peluang cerah, lantaran banyak proyek pemerintah yang ditunda karena pandemi Covid-19. 

"Kemungkinan ini akan memberikan angin segar bagi SMBR. Belum lagi upaya pemulihan ekonomi yang terus dilakukan Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Harapannya pemulihan tersebut mampu mendorong pertumbuhan sektor infrastruktur yang menjadi sektor utama penyerap semen," jelas Endang. 

Belum lagi adanya peningkatan anggaran di sektor infrastruktur. Dalam APBN 2021 tercatat anggaran untuk infrastruktur sebesar 47,3 persen atau senilai Rp 414 triliun. Pengoptimalan ini guna mengejar target pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan akan meningkat 4-5 persen. 

Endang menerangkan, semangat kekeluargaan, soliditas dan keterbukaan pikiran. Ini menjadi kunci SMBR menghadapi masa-masa sulit selama pandemi. 

"SMBR berhasil melaluinya dengan kinerja positif di tahun 2020 dan kuartal pertama 2021. Dan tak menutup kemungkinan SMBR akan kembali menorehkan nilai positif di penghujung tahun 2021," tutupnya.