Tulis Surat Terbuka, Haidar Bagir Minta Nadiem Makarim Turun Gunung

MONITORDAY.COM - Tokoh Pendidikan Haidar Bagir menulis surat terbuka untuk Mendikbudristek Nadiem Makarim. Surat tersebut tersebar viral di media sosial. Dengan bahasa yang santun, Haidar menyampaikan beberapa pesan kepada Nadiem.
Pertama, Haidar mengapresiasi program Merdeka Belajar 10 episode yang telah dicanangkan oleh Nadiem. Namun Haidar mengingatkan bahwa program tersebut terlihat hanya siap untuk dilaksanakan pada sekolah-sekolah dengan infrastruktur yang sudah mapan. Haidar juga mengingatkan Mendikbudristek ancaman Learning Loss.
"Mas Nadiem, tak perlu saya tegaskan bahwa dalam situasi pandemi saat ini, kita bersama memiliki kekhawatiran akan ancaman learning loss , terutama untuk anak-anak kita di wilayah akar rumput, pedesaan, daerah 3T, anak-anak dari keluarga kurang mampu, maupun anak-anak di perkotaan yang bersekolah di satuan pendidikan yang tidak memiliki sumber dana dan sumber daya mencukupi—yang sesungguhnya merupakan sasaran terbesar program pendidikan di negeri kita", ujarnya dalam surat terbuka tersebut.
Haidar menambahkan bahwa Nadiem sudah mempunyai kebijakan untuk mengatasi ancaman learning loss. Dia mengingatkan jangan sampai kebijakan tersebut hanya bersifat ad hoc dan tidak efektif. Haidar juga meminta Nadiem untuk lebih sering turun gunung dan tampil di depan publik.
"Saya juga membayangkan, akan sangat membantu jika Mas Nadiem, seperti Pak Doni Munardo sebelum ini, lebih sering tampil di depan publik untuk memaparkan program-program konkret Kemendikbud Ristek terkait pandemi sambil membangkitkan optimisme di kalangan masyarakat," tutur Haidar yang juga pendiri Penerbit Mizan tersebut.
Di akhir surat terbuka, Haidar meminta Nadiem untuk membenahi 3 hal dalam kinerjanya: pertama agar lebih sering turun gunung, kedua lebih sering sowan ke berbagai pemangku kepentingan dan ketiga memperbaiki gaya manajemen Kemendikbud.
"Sempatkanlah sowan-sowan ke NU, Muhamadiyah, MUI, PGI, WGI, PHDI, Permabudhi, Matakin, NGO-NGO dan CSO-CSO yang bergerak di bidang pendidikan lainnya. Sebanyak-banyaknya. Saya cukup sering mendengar (mudah-mudahan ini tidak benar), bahwa organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok masyarakat, yang selama ini memiliki peran strategis ini, merasa kurang digandeng untuk urun rembug dan berpartisipasi dalam membangun sistem pendidikan kita," tegasnya.
"Meski gaya manajemen perusahaan tentu tetap diperlukan, tidak mungkin rasanya kebijakan pendidikan nasional dari sebuah bangsa - yang sedang berkembang, dengan ribuan pulau, dan lebih dari 260 juta penduduk dan ciri-ciri sedemikian - dikawal oleh sekelompok kecil ahli dan tim konsultan saja. Seberapa pun hebatnya mereka. Saya kira Mas Nadiem perlu mengintegrasikan juga ke dalamnya para ahli dan pihak-pihak yang betul-betul memahami dan berpengalaman menjadi pelaku pemberdayaan pendidikan di akar rumput: di pedesaan dan di wilayah 3T." tutupnya.