Tuduh Media Perusak Demokrasi, Prabowo Dinilai Cerminkan Pemimpin Otoriter
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, pada saat mengikuti upacara peringatan hari buruh (1/5) Mei kemarin, menuduh bahwa media ikut merusak demokrasi. Pernyataan tersebut mendapat kritik keras dari kubu Jokowi.

MONITORDAY.COM - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, pada saat mengikuti upacara peringatan hari buruh (1/5) Mei kemarin, menuduh bahwa media ikut merusak demokrasi. Pernyataan tersebut mendapat kritik keras dari kubu Jokowi.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Tb Ace Hasan Syadzily, menilai, bahwa tuduhan Prabowo tersebut mencerminkan sikap anti kritik di tengah iklim demokrasi.
"Sangat jelas mencerminkan watak seorang pemimpin otoriter yang sangat anti kritik dan juga anti pada suara kritis media. Jika media tidak menyuarakan kepentingan politiknya maka media dianggap merusak demokrasi," kata Ace, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/5).
Ace mengatakan, pernyataan Prabowo tersebut juga menunjukan ketidak tahuannya terhadap fungsi media dalam demokrasi.
"Tuduhan kasar seperti itu semakin menunjukkan bahwa Prabowo sebagai pemimpin politik tidak pernah mau mengerti fungsi pers dalam demokrasi," ujarnya.
Politisi partai Golkar ini menjelaskan bahwa kebebasaan pers adalah penyangga demokrasi. Oleh karena itu, upaya mengancam tugas jurnalis jelas perilaku diktator yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.
"Sebagai politisi yang menikmati ruang kebebasan dalam alam demokrasi, Prabowo justru ingin membunuh salah satu elemen paling dasar dari demokrasi yakni kebebasan pers," tegas Ace.
Diketahui, Prabowo menyebut Media perusak Demokrasi, pada saat memberikan sambutan di dalam May Day yang digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Tennis Indoor Senayan.
Awalnya, Prabowo mengutip ucapan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Abraham Lincoln yang mengatakan 'You can fool all the people some of the time and some of the people all the time, but you cannot fool all the people all the time'. Kemudian ia menegaskan ada saatnya rakyat muak dengan kebohongan dan kecurangan.
"Media-media juga, gua salut sama elu masih berani ke sini. Akan tercatat dalam sejarah, hai media-media kau merusak demokrasi di Indonesia. Ini saya bicara apa adanya kan? Betul? Betul. Ya gua harus bicara apa adanya dong. Yang tidak benar, ya tidak benar. Jangan kau balik," ujar Prabowo.