Tokoh Ini Nilai Angkasa Pura Potensial Kelola Bandara Kabul

MONITORDAY.COM - Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan pasca kekosongan pengelola bandara internasional Hamid Karzai, Kabul. Taliban tengah mencari negara maupun perusahaan asing yang bisa diajak kerjasama mengelola bandara tersebut.
Menurut Zaitun, Angkasa Pura dinilai bisa disetujui pemerintah baru Afghanistan untuk mengelolanya.
“Angkasa Pura merupakan BUMN bidang pengelolaan bandara yang kredibilitasnya, kapasitas, dan kapabilitasnya telah diakui dunia internasional. Pada 2019 lalu, Angkasa Pura digandeng perusahaan sejenis asal Korea Selatan, IIAC, untuk rencana pengelolaan sejumlah bandara internasional dan regional di berbagai negara. Prestasi inilah yang meyakinkan kita, bahwa BUMN kita (Angkasa Pura) dapat dipromosikan untuk bisa mengelola bandara Kabul,” kata zaitun, Sabtu (28/8/2021).
Zaitun menyampaikan, Menteri BUMN, Erick Thohir pasti siap menugaskan Angkasa Pura jika diminta pemerintah Afghanistan saat ini.
“Beliau (Erick Thohir) adalah visioner hebat yang bisa mengembangkan BUMN, termasuk Angkasa Pura, sebagai perusahaan yang diperhitungkan di mata internasional.” akui Zaitun.
Zaitun mengungkapkan, orang sipil Indonesia tidak akan pernah takut ditugaskan di wilayah konflik.
“Karena kita cinta damai, dan di mana pun kita berada, pasti disukai warga setempat. Kita orang Indonrsia selalu berpikir positif, bahwa selama kita baik sama orang lain, pasti mereka juga baik sama kita. Nah, Angkasa Pura adalah representasi orang sipil yang siap jika ditugaskan di wilayah apapun keadaannya,” tutur Zaitun.
Mantan dosen Islamic University of Tokyo juga menyebutkan aksi berani presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani saat itu menjadi bukti yang cukup dikenang.
Bayangkan saja, sebagian besar pemimpin dunia, termasuk AS pun tidak berani, karena Afghnistan dianggap sebagai wilayah paling berbahaya di dunia.
Semua terbantah, Presiden Jokowi kala itu mengajak mantan wapres Jusuf Kalla dan para delegasi mediator perdamaian dari MUI Pusat yang berani memasuki Afghanistan dengan membawa misi moderasi.
Terbukti, misi moderasi diterima, baik Pemerintah Ghani dan Taliban yang saat itu berseteru.
Oleh karena itu, Pengelolaan bandara Hamid Karzai Kabul oleh BUMN Indonesia, menurut Zaitun Rasmin, pasti berdampak positif bagi perdamaian internal yang selama dua tahun terakhir diperjuangkan oleh berbagai pihak di Afghanistan.
“Kita harus yakin, bahwa semua pihak di negara tersebut lebih percaya jika bandara kebanggaan mereka dikelola oleh BUMN Indonesia. Karena sejak dulu negara kita dikenal sebagai negara yang cinta damai, serta negara yang turut memediasi perdamaian di berbagai negara. Sebagai awalannya, menteri luar negeri, Ibu Retno Marsudi diharapkan bisa membuka kemitraan yang positif antara Indonesia dan Afghanistan mlalui pengelolaan bandara kebanggaan mereka,” kata Zaitun Rasmin.*
Sebelumnya, pemerintah Turki masih ragu-ragu ketika perusahaan sipilnya diminta mengelola bandara Kabul.
Turki hanya siap jika yang ditugaskan adalah militer mereka. Tapi pemerintah de facto Afghanistan menolak tawaran militer Turki yang telah dianggap sebagai bagian dari NATO.
Zaitun Rasmin adalah salah satu ulama yang pernah bersama para tokoh ulama Indonesia, ditugasi pemerintah RI untuk memediasi perdamaian antara pemerintahan Afghanistan pimpinan Ashraf Ghani dengan pejuang Taliban.
Ini adalah kesempatan BUMN untuk melakukan ekspansi di Afghanistan. Perlu diketahui, Aghanistan masih menyimpan harta karun berupa sumber daya alam yang belum tereksplorasi dengan masif.
Taliban sekarang mengusai deposit bijih besi, tembaga, lithium dan emas di Afghanistan senilai USD1 triliun (lebih dari Rp14.431 triliun).
Menurut para pejabat militer AS, yang dilansir news.com.au, Kamis (26/8/2021), jumlah nilai kekayaan Taliban akan meningkat hampir 1.000 kali lipat di tahun-tahun mendatang karena mengeksploitasi deposit mineral yang kaya di negara itu.