Tingginya Semangat Relawan Nakes Di Tengah Risiko Pandemi 

Tingginya Semangat Relawan Nakes Di Tengah Risiko Pandemi 
Manajer Rawat inap RSIJ Cempaka Putih Yuke Sepriyanti bersama relawan nakes/ ist

MONITORDAY.COM - Senin (5/7/2021) lalu tiga relawan nakes RSIJ Cempaka Putih diantarkan ke RSDC Wisma Atlet. Mereka dirawat setelah terkonfirmasi positif Covid-19. Fenomena itu menunjukkan betapa risiko itu nyata dan harus dihadapi masyarakat. Apalagi para pejuang kesehatan yang harus berada di fasilitas layanan kesehatan. 

Meskipun masih relatif muda, sudah divaksin, dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat kemungkinan nakes terpapar virus korona tetap ada. Apalagi di tengah melonjaknya angka penularan varian baru yang diduga lebih cepat dan massif. 

Sebagian orang masih menganggap bahwa berita kematian nakes dan tingginya jumlah nakes yang terpapar Covid sebagai hal yang lumrah. Padahal semua risiko itu dialami demi menyelamatkan orang lain. Jika ada yang berniat mangkir tentu semakin riskan bagi publik. Layanan kesehatan sangat bergantung pada kehadiran nakes. 

Tak hanya kelelahan fisik, para relawan nakes yang bertugas di RSIJ Cempaka Putih juga mengalami kelelahan psikis. Untuk mengantisipasinya diadakan pengajian rutin setiap hari Jumat. Motivasi dan energi spiritual dalam pengajian diharapkan mampu memperkuat mental para relawan nakes. Hal yang sangat penting di tengah situasi layanan kesehatan yang sangat berat menghadapi lonjakan pasien. 

Kesediaan dan kemauan untuk bertugas dalam situasi krisis sangat dibutuhkan. Jumlah tenaga kesehatan di Indonesia masih relatif terbatas. Termasuk jumlah dokter. Jumlah penduduk Indonesia tak kurang dari 267 juta jiwa. Tenaga dokter spesialis mencapai 24 per 100.000 penduduk, dokter umum 96 per 100.000 penduduk, dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, perawat 158 per 100.000 penduduk, bidan 75 per 100.000 penduduk. 

Hampir tak ada negara di dunia ini yang kelebihan jumlah dokter kecuali Kuba yang memiliki satu dokter untuk tiap 150 orang warganya. Meski ekonominya hancur oleh embargo, Kuba memiliki rasio jumlah dokter per-populasi yang lebih tinggi dibanding Amerika Serikat. Tak kurang dari 30 ribu dokter Kuba dikirim ke berbagai penjuru dunia. Ini adalah buah dari kebijakan mendiang Fidel Castro terkait kedaulatan kesehatan. 

Pada saat yang sama persoalan pengorganisasian dan manajemen menjadi penting juga. Sebagai contoh Muhammadiyah yang mengelola amal usaha Rumah Sakit. Di Jakarta Pimpinan Pusat Muhammadiyah membawahi RSIJ Cempaka Putih, RSIJ Pondok Kopi, RSIJ Sukapura, dan RSIJ Jiwa Klender sekuat tenaga menghadapi pandemi ini. Termasuk dengan mendatangkan relawan tenaga kesehatan dari berbagai tempat. 

"Dalam kondisi pandemi saat ini kami sbg nakes hrs bekerja n berjuang demi keselamatan  ps walaupun hrs mengambil resiko yg sangat besar buat kami, krn   ini adalah tugas Mulai yg hrs kami jalan kan dg baik...upaya yg kami lakukan untuk dapat menolong umat saat ini dg cara menambah kapasitas bed covid dan  untuk menutupi kekurangan tenaga  kami merekrut tenaga Nakes Relawan  dari berbagai daerah," kata Yuke Seprianti, Manajer Rawat Inap RSIJ Cempaka Putih pada Rabu (7/7/2021). 

Ia berharap pandemi ini cepat berlalu dan tenaga relawan cepat beradaptasi dengan pekerjaan dan lingkungan. Pun mereka tetap semangat dan selalu di beri sehat dalam memberikan pelayanan  terhadap sesama