Tetap Meraih Prestasi di Tengah Keterbatasan
Raihan prestasi yang diraih Dhijey sungguh luar biasa. Begitu cemerlang meski cita-cita yang dimilikinya begitu sederhana, yaitu ‘menyenangkan kedua orangtuanya’.

KETERBATASAN sejatinya hanya bersifat menghalangi, bukan menghentikan seseorang untuk meraih impian. Jika berhasil keluar dari halangan itu, maka daya pegas akan melecut dan memompa motivasi untuk melakukan lompatan demi lompatan prestasi.
Seperti dilalui Muhammad Dhijey Lexsie, peraih juara 1 ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Jenjang Sekolah Dasar (O2SN-SD) Agustus 2019 silam. Meskipun memiliki postur tubuh kecil dibanding lawan tandingnya, kontingen Sumatera Utara ini tampil sangat cemerlang.
Dhijey Lexsie mampu mengalahkan kontingen Provinsi Bali, Ketut Melki Candra pada babak final cabang lomba karate nomor Kumite Putra 38 kg dengan skor sempurna, 6-0.
Muhammad Dhijey lahir pada 9 maret 2008 di Bandar Klippa, Tembung, Deli Serdang Sumatera Utara. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Hedy dan Elfiza Fantana. Didi adalah sapaan akrabnya, lahir dari keluarga sederhana nan terbatas. Ayahnya seorang penarik bentor dan ibunya penjual kentang di pasar.
Berawal dari kekagumannya pada sosok sang kaka (Juan) yang seorang atlet karate, Didi lantas mulai ikut berlatih sedari kecil (kelas 3 sekolah dasar). Dengan keterbatasan perekonomian keluarga, Didi sampai harus rela menyisihkan sebagian uang jajannya untuk membayar iuran latihan karate.
Setengah tahun berlatih, Dhijey diberi kesempatan ikut bertanding di kejuaraan daerah Forki Deli Serdang pada tahun 2016. Tak dinyana, medali emas berhasil ia raih untuk kategori komite usia dini.
Selain mendapat tropi juara, Dhijey juga diberi uang pembinaan dari Ketua Umum perguruan Karate Shindoka tempar Dhijey bernaung. Dengan uang pembinaan tersebut, Dhijey membeli sperangkat alat komite, yang awalnya minjam dari teman ketika bertanding. Sisanya, uang itu pun diserahkan kepada ibunya.
Tahun 2016, Dhijey berhasil mendapat medali emas di open turnament maupun kejuaran di perguruan shindoka. Dan di tahun 2017 kelss IV SD dia mengikuti seleksi O2SN tingkat kecamatan namun belum berhasil lolos ketingkat selanjutnya.
Meski gagal, Dhijey dan abangnya terus berlatih. Mereka bahkan makin rajin ke sekolah dan latihan karate (jarang absen kecuali berhalangan).
Di tahun 2017, Dhijey bersama sang kaka mengikuti sejumlah turnamen, dan hasilnya ia meraih medali emas. Sementara di tahun 2018, Dhijey kembali mencoba ajang O2SN tingkat kecamatan dan kembali gagal untuk kedua kalinya.
Meski gagal untuk kedua kalinya, semangat Dhijey tak kunjung surut. Sebaliknya, ia makin giat berlatih meningkatkan kemampuan. Hasilnya, di tahun 2019 Dhijey pun lolos seleksi di tingkat kabupaten dan provinsi.
Tak hanya sampai disitu, Dhijey juga lolos O2SN ke tingkat nasional di Semarang. Sejumlah kendala ia hadapi, mulai dari alat bertanding karate dan baju yang sudah usang, serta bekal yang minim. Orangtua Dhijey ketika itu, hanya bisa pasrah dan berdoa agar putranya itu diberi yang terbaik.
Melihat kondisi Dhijey, Pemkab Deli Serdang turun membantu dan memastikan fasilitas untuk Dhijey terpenuhi selama di Semarang. Sebelum berangkat, Dhijey bertemu Bupati dan segenap jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Perjuangan Muhammad Dhijey pun tak sia-sia, ia berhasil mengharumkan nama Deli Serdang dan meraih juara 1 Kumite usia dini O2SN di Semarang tahun 2019.
Di tahun yang sama, Dhijey mendapat undangan dari Menteri Pendidikan untuk mengikuti kejuaran karate internasional di Belgia,dan Dhijey kembali dilepas oleh Pak Bupati Deli Serdang dan jajaran Pemkab Deli Serdang.
Dengan doa restu dari semuanya, Dhijey berhasil menjuarai pertandingan tersebut dengan hasil yang memuaskan yaitu juara 1 kategori kumite dan juara 2 kategori kata, satu-satunya kandidat dari Indonesia yang berhasil mendapat dua medali.
Kepulangan dhijey dari Belgia ke kampung halamanya disambut langsung oleh pejabat setempat dalam hal ini Pak Wakil Bupati Deli Serdang dan jajaran Pemkab Deli Serdang di Bandara Kuala Namu.
Seketika itu pula Dhijey diberi penghargaan sebagai putra terbaik Deli Serdang. Selain penghargaan, Pemkab Deli Serdang melalui Wakil Bupati Deli Serdang juga memberikan sejumlah hadiah untuknya.
Apa yang diraih Dhijey sungguh luar biasa. Prestasinya begitu cemerlang meski cita-cita yang dimilikinya begitu sederhana, yaitu ‘menyenangkan kedua orangtuanya’. Kini, Dhijey tengah menatap masa depan, untuk lebih sukses tidak saja di jalur prestasi tapi juga di jalur sekolah.