Terpisah 18 Kilometer dari Keluarga Demi Mimpi yang Lebih Besar

MONDAYREVIEW.COM - Dinding di kosnya dipenuhi dengan puisi. Ya, itulah Risqi Aprilianingsih yang memilih indekos ketika dirinya menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Pati. Maklum saja jarak antara rumahnya di Juwana dan SMA Negeri 2 Pati mencapai 18 kilometer.
Anak pertama dari 2 bersaudara ini memang telah “tahan banting” dan seorang pejuang sejak belia. Karenanya, meski jauh Aprilianingsih tetep kukuh memilih SMA Negeri 2 Pati.
“Ngekos, ada enak dan tidak enaknya. Enaknya jadi disiplin, mandiri, bisa me-manage pengeluaran dan berhemat. Sedangkan nggak enaknya, lagi ada masalah, nggak bisa langsung cerita dengan orangtua,” terang Risqi membeberkan lika-liku ngekosnya di usia muda.
Jika melihat jarak dan biaya, tentu berat bagi Aprilianingsih untuk bersekolah di sekolah impiannya. Apalagi dengan kondisi keluarganya yang hidup dengan kese–derhanaan.
“Ayah saya buruh di pasar yang kerjanya 2 hari sekali. Sampingan pekerjaan ayah saya menjadi penjahit terpal. Sedangkan ibu kadang kerja serabutan bagi tetangga yang membutuhkan tenaga kerja,” tutur Risqi menceritakan pekerjaan orangtuanya.
Karena keterbatasan tersebut, Aprilianingsih bahkan pernah sampai harus bekerja untuk membantu biaya sekolah. “Saya pernah bekerja sebagai laundry di rumah. Ketika SMA menjadi pedagang kerudung dan menjual pulsa,” tambah siswi berhijab ini.
Keterbatasan ternyata tidak membuat Aprilianingsih patah arang, sebaliknya ia makin termotivasi dan meraih prestasi. Dan atas alasan itulah, Aprilianingsih yang kini berada di kelas 12, mendapat beasiswa BNI Program Indonesia Pintar (PIP).
“Bersama teman di kelas 12 menjadi juara 2 duta kesehatan sekabupaten. Menjadi juara tingkat kabupaten Cipta Puisi Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N),” urai Risqi yang menyukai puisi-puisi Chairil Anwar dan Taufiq Ismail ini.
Kini, setelah mendapat beasiswa BNI PIP, Aprilianingsih bisa mengejar cita-cita seperti tokoh idamannya Taufik Ismail menjadi dokter. Bedanya, jika Taufik Ismail merupakan Dokter Hewan, maka Aprilianingsih ingin jadi Dokter Gigi.
Dengan besiswa BNI PIP, Aprilianingsih makin yakin, bila ada kemauan pasti akan selalu ada jalan. Karena itu Aprilianingsih berpesan, yakinlah dan jangan ragu untuk mencapai cita-cita.
“Melalui program beasiswa BNI Program Indonesia Pintar semua jadi mungkin. Bersemangatlah untuk meraih cita-cita,” pesan Risqi.
(Adv)