Ternyata Manusia Purba Juga Punya Kebiasaan Pelihara Burung

Ternyata Manusia Purba Juga Punya Kebiasaan Pelihara Burung
Ilustrasi manusia purba/ Net.

MONITORDAY.COM - Layaknya manusia modern, manusia purba juga punya kebiasaan memelihara hewan. Namun yang membedakan, pelihara mereka burung ganas kasuari. Kasuari punya kaki yang cakarnya tajam seperti belati, tenaganya pun kuat sehingga mampu menendang dengan sangat kuat. Sekali tendang burung ini bisa mengeluarkan isi perut manusia.

Unggas yang sangat unik ini mungkin adalah 'ayam' atau 'burung'-nya manusiamanusia saat sama itu. Jadi, kasuari ini dijadikan ternak ataupun dipelihara. Sisa-sisa kulit telur 18.000 tahun yang lalu menjadi petunjuk akan hal ini.

"Ini bukan unggas kecil, ini adalah burung besar, kasar, dan tidak bisa terbang yang dapat mengeluarkan isi perut Anda," antropolog Kristina Douglass dilansir dari Science Alert, Kamis (30/9/2021).

Pemakan buah yang besar dan kuat ini merupakan hewan yang biasanya ditemukan di Papua, tepatnya di Indonesia Timur dan di hutan hujan Australia serta Papua Nugini.

Para peneliti dari studi ini meneliti bagaimana manusia dari akhir Pleistosen hingga awal Holosen mengelola sumber daya mereka di hutan hujan pegunungan Papua Nugini (PNG). Mereka menemukan bahwa orang di sana memanen telur kasuari jauh lebih banyak daripada burung dewasa yang ada. Telur-telur tersebut kemungkinan adalah telur dari kasuari kerdil, yang beratnya 20 kg saat dewasa.

Douglass bersama rekan-rekan membangun model pengembangan kulit telur menggunakan mikroskop 3D telur burung unta, untuk mengidentifikasi karakteristik utama dari waktu ke waktu. 

Usai tes yang berhasil dengan spesies burung lain, mereka kemudian dapat menerapkan model ini ke lebih dari 1.000 fragmen cangkang telur kasuari dari Museum dan Galeri Seni Nasional PNG, yang dikumpulkan oleh arkeolog Selandia Baru Susan Bulmer.

"Sebagian besar kulit telur dipanen pada tahap akhir," ungkap Douglass. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa manusia purba sengaja memanen telur pada tahap embrio telah sepenuhnya membentuk anggota badan, paruh, cakar dan bulu.

"Mereka sepertinya makan balut atau menetaskan anak 'ayam'," imbuhnya.

Balut merupakan jajanan yang umum di Filipina berupa embrio anak ayam yang dimasak dan dimakan dari cangkangnya.

Bukti mereka menetaskan kasuari ini dibuktikan dari cukup banyaknya sampel kulit telur tahap akhir yang tidak menunjukkan pembakaran. Maka dari itu, para peneliti dapat mengatakan hewan-hewan ini menetas dan manusia purba tidak memakannya.

Sedangkan perilaku yang kita lihat ini terjadi ribuan tahun sebelum domestikasi ayam. Ayam didomestikasi sekitar 9.500 tahun yang lalu, menurut bukti genetik. Jadi meskipun di zaman sekarang sangat tidak mungkin memelihara burung kasuari kecuali di kebun binatang, temuan ini adalah contoh paling awal yang diketahui tentang manusia yang memelihara burung.