Teknologi 5G Diperkirakan Sumbang USD 5 Triliun bagi Ekonomi Global
Faisal Maarif
MONITORDAY.COM - Teknologi jaringan 5G yang saat ini mulai berkembang dan digunakan di seluruh dunia ternyata memiliki kontribusi besar dalam perekonomian global.
Global System for Mobile Communications Association (GSMA) bahkan memperkirakan 5G akan berkontribusi sebesar 5 triliun Dolar Amerika Serikat bagi ekonomi global pada tahun 2025.
Hal itu karena negara-negara semakin mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas dan efisiensi yang disebabkan oleh peningkatan penggunaan layanan seluler.
"5G akan menguntungkan semua sektor ekonomi selama periode ini, terutama bidang layanan dan manufaktur yang terdampak paling besar," kata Kepala GSMA Asia Pasifik, Julian Gorman, dalam keterangan tertulis, Kamis (21/10/2021).
Terlebih di masa pandemi, kata Julian, di mana masyarakat global memilih untuk memasuki ekosistem digital untuk menyelematkan bisnisnya.
“Selama pandemi Covid-19, ekosistem seluler bertindak sebagai penyelamat bagi orang-orang, bisnis, dan masyarakat. Industri ini menunjukkan ketahanannya," ujarnya.
Baru-baru ini, GSMA mengumumkan pembentukan Komunitas Industri 5G Asia Pasifik (APAC). Komunitas ini merupakan ekosistem baru yang didirikan bagi mereka yang mencari peluang untuk menghadirkan Industri 4.0 dan transformasi digital dari jaringan 5G.
Julian menyebut, APAC terdiri dari 12 anggota yang berkontribusi, serta komunitas pasar berkembang IoT dan 5G yang ada, yang memiliki lebih dari 500 anggota yang berada di lebih dari 30 negara.
Adapun anggota Komunitas Industri 5G APAC yaitu termasuk AIS, Axiata, DEPA, DHL, Globe, Huawei, Kominfo, Maxis, MDEC, Schneider Electric, Telkomsel dan, Viettel.
Julian mengatakan, tujuan Komunitas Industri 5G APAC adalah untuk membuka kekuatan konektivitas 5G sehingga orang-orang, industri, dan masyarakat dapat berkembang.
“Kami sangat senang mengumumkan pembentukan Komunitas Industri 5G APAC sebagai platform kolaborasi untuk untuk mendukung inovasi, aplikasi, dan peluang bisnis industri 5G," ujar dia.
