Tantangan BUMN Holding Ultra Mikro: Lima Juta UMKM Terjerat Rentenir

Tantangan BUMN Holding Ultra Mikro: Lima Juta UMKM Terjerat Rentenir
Menteri BUMN Erick Thohir/ net

MONITORDAY.COM - Selain bantuan sosial rakyat di lapisan bawah membutuhkan kebijakan afirmatif yang mampu menunjang produktivitas kegiatan ekonomi mereka. Akses ke pembiayaan tersebut belum sepenuhnya dapat dinikmati puluhan juta pelaku usaha. Dalam perluasan segmen usaha, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengincar para UMKM yang belum terlayani oleh pembiayaan formal. UMKM ini tergolong ultra mikro.

Pendekatan dalam penentuan kebijakan Pemerintah terkait layanan pembiayaan tersebut berpijak pada data yang akurat. Direktur Utama Bank BRI, Soenarso mengatakan berdasarkan data ada 57 juta UMKM di Indonesia. Dari jumlah tersebut baru 20% yang terlayani dengan baik, di mana sisanya belum terlayani dengan cukup.

Masih ada 30 juta UMKM yang belum terlayani oleh kredit mikro. Sebanyak 5 juta diantaranya oleh rentenir dengan bunga 100-500% per tahun. Berikutnya 7 juta yang lain pinjaman ke kerabat. Ada 18 juta belum dilayani sama sekali. Sasaran kita memasukkan yang belum masuk ke formal supaya bisa dilayani dengan baik.

Nasabah ultra mikro tersebut akan menjadi target nasabah dari Holding Ultra Mikro yang beranggotakan BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa pembentukan integrasi BUMN ini akan dilakukan melalui aksi rights issue, setelah mendapat arahan dari Komite Privatisasi dan rekomendasi dari Menteri Keuangan serta konsultasi dengan DPR. Negara akan mengambil bagian dengan mengalihkan seluruh saham seri B di Pegadaian dan PNM untuk disetorkan ke BRI.

Kepemilikan saham pemerintah di BRI dipastikan terjaga di level 56,75 persen. Setelah integrasi terbentuk, BRI akan memegang 99,99 persen saham PNM dan Pegadaian, sedangkan pemerintah RI tetap memiliki kendali terhadap Pegadaian dan PNM melalui kepemilikan saham Seri A Dwiwarna.

Sementara menurut Sunarso, Holding BUMN Ultra Mikro yang digagas Kementerian BUMN ini bukanlah BRI mengakuisisi dua BUMN yang juga fokus pada nasabah UMKM tersebut. Jadi aksi korporasi ini bukan BRI mengambil dua perusahaan BUMN itu dan bukan akuisisi.

Ini adalah sinergi di tingkat kepemilikan. Itikadnya apa yang disasar dan pangsa pasar BRI menumbuhkembangkan yang ada dan mencari ke segmen ke lembaga keuangan formal. Adapun penggabungan tiga BUMN ini akan diawali dengan aksi korporasi penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dari Bank BRI.

Erick Thohir menyebut, ada tiga program prioritas pemerintah yakni Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh. Integrasi ekosistem BUMN untuk ultra mikro masuk dalam bagian program Indonesia Bekerja, sebagai pembuktian keberpihakan negara terhadap upaya pengembangan dan pemberdayaan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).