Tamat Sudah Cita-Cita Prabowo Jadi Presiden, Benarkah?

MONITORDAY.COM - Penangkapan kader Partai Gerindra yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikaitkan dengan kontestasi 2024. Ada yang menyebut penangkapan itu akan membenamkan harapan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden di 2024.
Pendapat bahwa penangkapan Edhy memupuskan harapan Prabowo jadi presiden dikemukakan Arief Poyuono, eks anak buah Prabowo di Gerindra. Menurut dia, pengangkapan Edhy merusak citra Prabowo dan Gerindra.
"Tamat sudah cita-cita Prabowo jadi presiden Indonesia," kata Arief kepada wartawan, Rabu (25/11/2020).
Mantan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu lantas menyinggung visi besar yang kerap disampaikan Prabowo terutama saat menjadi calon presiden di Pilpres 2014, bahwa Indonesia harus bersih dari korupsi. Dengan penangkapan Edhy oleh KPK, sebutnya, publik tidak lagi percaya visi besar tersebut bisa diwujudkan Prabowo dan Gerindra.
"Harusnya sudah sejak awal Prabowo yang katanya ingin Indonesia bersih dari KKN, mengingatkan dan melarang para kader dan keluarganya untuk memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis. Tapi nyatanya justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," tutur Arief.
Oleh karenanya, Arief mengatakan Prabowo harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin kadernya hingga berpotensi besar menghancurkan marwah partai akibat perilaku korupsi.
Dia mengatakan dua langkah yang perlu diambil Prabowo sebagai bentuk pertanggung jawaban adalah mundur dari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dan ketua umum Partai Gerindra.
"Jika Prabowo gentleman, dia harus mundur dari kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin serta mundur dari Gerindra," demikian kata Arief Poyuono.
Diketahui, Edhy Prabowo ditangkap KPK di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) seusai pulang dari kunjungan kerja ke Amerika Serikat, pada Rabu, (25/11/2020) dini hari tadi sekitar pukul 01.23 WIB.
Edhy ditangkap terkait dugaan kasus korupsi ekspor benih lobster atau benur. Ia ditangkap bersama istrinya yang juga anggota Komisi V DPR Iis Rosita Dewi dan sejumlah pejabat KKP.
Edhy adalah orang kepercayaan Prabowo. Sebelum dipercaya menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti, pria kelahiran Muara Enim, Sumatera Barat, 24 Desember 1972 ini dipercaya Prabowo sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, selama berkecimpung dalam dunia politik bersama Partai Gerindra, Edhy pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Komisi IV DPR dan Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI peridoe 2014 - 2019.
Hubungan dekat dengan Edhy kerap ditunjukkan Prabowo. Prabowo sendiri sempat memuji Edhy. Menurutnya, Edhy adalah sosok hebat yang setia kepada pimpinannnya. Bahkan sampai sekrang sikap itu tidak berubah.
Hal itu diungkapkan Prabowo kepada ajudan pribadinya Rizky Irmansyah. Ucapan Prabowo itu diposting Rizky di laman akun Instagramnya, @rizki_irmansyah.
"Pak Prabowo berucap kepada saya: Edhy itu orang hebat, ia setia pada pimpinannya sejak dulu hingga saat ini, Masih belum berubah sampai sekarang. Siapa yang menyangka dulu dia adalah ajudan saya, supir saya, tukang pijit saya, tukang masak saya, tukang cuci baju saya, tukang bersih-bersih rumah saya, dan mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga, tapi saat ini ia duduk sejajar dengan jabatan yang dengan saya, sama sama sebagai menteri,” tulis Rizky, Senin 3 Agustus 2020.[]