Tak Lagi Jabat Ketum, Ini Pesan Ma'ruf Amin di Munas MUI

tugas MUI sekarang ini adalah meneruskan mata rantai kebaikan pengurus MUI terdahulu.

Tak Lagi Jabat Ketum, Ini Pesan Ma'ruf Amin di Munas MUI
Ketum MUI Pusat sekaligus Wapres, KH Ma'ruf Amin saat memberi sambutan dalam Munas X MUI

MONITORDAY.COM - Musyawarah Nasional (Munas) X Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sedang berlangsung sejak dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu, 25 November 2020. 

Salah satu agenda Munas adalah pergantian pucuk kepemimpinan MUI. Artinya, tak lama lagi MUI akan memiliki nakhoda baru menggantikan KH. Ma'ruf Amin yang sebelumnya sebagai ketua umum.

Ma'ruf Amin sendiri yang saat ini menjabat sebagai Wapres berkesempatan memberikan pesan sekaligus nasihat dalam Munas X yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta ini.

Dalam sambutannya sebagai Ketum, Maruf berpesan bahwa tugas MUI sekarang ini adalah meneruskan mata rantai kebaikan pengurus MUI terdahulu.

Menurutnya, betapapun besar atau kecil, setiap pengurus MUI selalu menorehkan prestasi kebaikan.

"Kita memang masing-masing pengurus pada periodenya itu membuat semacam prestasi-prestasi, betapapun besar dan kecilnya, itu merupakan rentetan, merupakan silsilah, mata rantai perbuatan baik yang dilakukan masing-masing pengurus," ujarnya saat mengisi sesi ramah tamah, Rabu (25/11) malam di Hotel Sultan, Jakarta. 

Tradisi melahirkan kebaikan semacam itu, menurutnya, harus terus dibangun oleh MUI pada masa mendatang. Tentu saja, kata dia, perbaikan itu lebih kepada hal-hal yang sifatnya operasional bukan yang bersifat prinsipil, sehingga tidak melenceng dari jalur MUI. 

"Operasionalisasi MUI harus dilakukan perbaikan-perbaikan untuk memberikan nilai yang lebih baik lagi. Supaya nilai manfaatnya lebih besar lagi. Bagaimana kita memperbesar kemaslahatan, kemudian mengecilkan bahaya dan gangguan. Bagaimana bahaya itu kita perkecil lagi dengan cara yang lebih baik dan efektif," ungkapnya. 

Selain aktif merespon situasi terkini, menurut dia, jalan mewujudkan kebaikan seperti itu harus terus dipupuk. Sehingga MUI tidak hanya merespon apa yang dilihat secara reaktif, namun juga membuat arus baru yang membawa kemaslahatan. 

"Itulah yang saya sebut sebagai prinsip terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan, tidak pernah berhenti melakukan perbaikan, itu merupakan tanggung jawab yang harus terus kita laksanakan," ujarnya.