Tak Disangka! Reynhard: Sang Predator Seksual Dan Pemangsa Lelaki
Reynhard adalah pria baik, rajin beribadah, rajin ke gereja. Namun, aksinya terbilang fantastis yakni 159 kasus perkosaan dan sodomi kepada 48 pria.

MONITORDAY.COM-Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI London,Gulfan Afero menggambarkan Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris atas 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria adalah pria yang baik, rajin beribadah, rajin ke gereja.
"Reynhard cerdas, lulusan arsitektur, dua magister di Universitas Manchester dan S3 di universitas Leeds, dibalik itu semua, kejahatan yang dihasilkannya terbilang fantastis yakni 159 kasus perkosaan dan sodomi kepada 48 pria, selama rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017" ujar Gulfan
Kondisi Reynhard, sambung Gulfan, tidak menunjukkan stres dan santai mengikuti persidangan.
“Saya tiga kali bertemu RS di penjara, Reynhard tak terlihat dalam kondisi stres. Dia happy, sehat, tenang, dia tahu kasus yang dihadapi. Dia tidak menyampaikan penyesalan karena dia menyatakan tidak bersalah dan tidak merasa terbebani atas kasusnya. Dia terlihat biasa biasa saja,” katanya
Dia menyebutkan Pria yang tinggal di Depok ini pun terbilang sadis saat melakukan aksi bejat di apartemennya di pusat kota Manchester, ia dengan berbagai cara mengajak korban ke tempat tinggalnya dan membius mereka dengan obat yang dicampur minuman beralkohol.
Sejumlah korban diperkosa berkali-kali oleh Reynhard dan difilmkan dengan menggunakan dua telepon selulernya, satu untuk jarak dekat dan satu dari jarak jauh.
Hakim Pengadilan Kota Manchseter Inggris, Suzanne Goddard dalam putusannya pada Senin (06/01/2020) geram dengan Reynhard, berkali-kali menuding bahwa dia (RS) seorang “predator seksual setan” yang tidak menunjukkan penyesalan. Hal ini dikarenakan sejak awal persidangan, Reynhard selalu mengatakan hubungan seksual itu dilakukan atas dasar suka sama suka.
Menurutnya, Para korban mengalami trauma mendalam, dan sebagian “mencoba bunuh diri” akibat tindakan Reynhard.” Bila tidak ada ibu saya, saya mungkin sudah bunuh diri,” kata Hakim yang mengutip pengakuan seorang korban.