Surya Paloh Sebut Politisi Sontoloyo Ditujukan ke Pihak yang Halangi Dana Kelurahan

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh pun turut menanggapi pernyataan Jokowi yang menyebut 'Polisitisi Sontoloyo'.

Surya Paloh Sebut Politisi Sontoloyo Ditujukan ke Pihak yang Halangi Dana Kelurahan
Surya Paloh (Dok: Detikcom)

MONITORDAY.COM - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh pun turut menanggapi pernyataan Jokowi yang menyebut 'Polisitisi Sontoloyo'. Menurutnya, hal itu ditujukan kepada pihak yang berupaya menghalangi untuk pengesahan dana kelurahan yang dicanangkan Jokowi pada 2019 mendatang.

Diketahui, Jokowi menyebut jika saat ini banyak politisi sontoloyo. Pernyataan tersebut dilontarkan Jokowi saat ia membagikan sertifikat tanah kepada warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Senin (22/10/2018) lalu.

"Wajar sekali Jokowi marah, saya pikir tidak ada yang salah. Bung Karno juga menyebutkan istilah sontoloyo itu," ujar Paloh kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10/2018). 

"Jadi sekali-sekali Pak Jokowi ngomong sontoloyo sebetulnya itu menjukan ketika beliau kelepasan. Dia sikap humble aja, rendah hati. Belum tentu saya akan mengatakan itu salah kalau saya ngomong sontoloyo," sambung dia.

Sebelumnya, presiden Joko Widodo kembali bicara keras tentang perilaku politisi tanah air yang tak menggunakan etika sehat dalam mendapatkan pengaruh masyarakat pada pembukaan pameran Indonesia Trade Expo Indonesia di Convenction Exhibition, Tangerang pada Rabu, (23/10).

Mantan walikota solo ini mengatakan bahwa, politikus sontoloyo adalah politisi yang memakai cara-cara menyebarkan kebencian, mengadu domba, menggunakan isu SARA dan memecah belah masyarakat untuk menarik perhatian masyarakat.

"Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik sara, politik adu domba, politik pecah belah, itu yang namanya tadi politik sontoloyo," kata Presiden usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-33 di Indonesia.

Menurut Jokowi, pada saat menjelang pemilihan umum, politisi menggunakan sejumlah upaya untuk meraih simpati rakyat, bahkan dengan cara-cara yang tidak sehat kepada lawan-lawan politiknya yang kerap menggunakan cara tidak beretika dalam berkampanye.

"Oleh sebab itu saya ingatkan, ini bukan zamannya lagi menggunakan kampanye-kampanye misalnya politik adu domba, politik pecah belah, politik kebencian. Sudah bukan zamannya," tandasnya.