Sudah Benarkah Shalat Kita?

Sudah Benarkah Shalat Kita?
Sumber hambar: vivanews.com

MONITORDAY.COM - Bagi seorang muslim, shalat merupakan tiang agama. Shalat menjadi salah satu pembeda antara muslim dan non muslim. Terlepas dari masih banyak pula muslim yang belum bisa konsisten mendirikannya.

Perintah shalat secara tegas diulang-ulang dalam Al Qur'an. Dirikanlah shalat! Terkadang diiringi dengan perintah untuk menunaikan zakat. Dalam hadits pun bertebaran ancaman bagi orang-orang yang meninggalkan shalat. Walaupun terkesan hal yang sudah biasa dilakukan, namun tak ada salahnya kita merefleksikan kembali sebuah pertanyaan. Sudah benarkah shalat kita?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, setidaknya ada tiga indikator yang bisa kita ukur. Pertama adalah kesempurnaan lahiriah shalat, berupa pelaksanaan syarat dan rukunnya. Kedua kesempurnaan batiniah yakni kekhusyukan saat menjalankannya. Ketiga adalah dampak shalat dalam kehidupan sehari-hari.

Semua ibadah termasuk shalat, mempunyai dua syarat jika ingin diterima oleh Allah SWT. Pertama adalah ikhlas dan kedua adalah ittiba' (mengikuti) Sunnah Rasulullah SAW. Secara lahiriah kita harus shalat sesuai dengan tuntunan dan petunjuk Nabi Muhammad SAW. Hal ini disebutkan dalam hadits: "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku (Rasulullah SAW) shalat." Hadits ini menunjukan bahwa shalat tidak bisa dilakukan sekehendak sendiri, namun harus berdasarkan dalil yang kuat.

Para ulama kemudian merumuskan tata cara dan sifat shalat yang sesuai dengan Nabi Muhammad SAW. Secara umum hasilnya sama, namun ada beberapa detail yang terdapat ikhtilaf di dalamnya. Dalam persoalan ini, hendaknya kita mengambil mana yang menurut kita paling dekat dengan Al Qur'an dan Sunnah. Jika terus diperdebatkan maka tak akan ada titik temu.

Pelaksanaan syariat shalat bahkan dimulai dari Wudhu. Tak hanya itu kita juga perlu memperhatikan adab-adab shalat seperti menggunakan pakaian indah dan bersih, tempatnya bersih, dll. Kedua adalah kita perlu mengukur aspek batiniah dalam shalat kita. Kekhusyukan shalat merupakan ruh dari shalat kita. Jika shalat kita khusyuk maka bacaan dan gerakan shalat akan benar-benar membekas dalam diri kita. Shalat tak lagi hanya sekadar formalitas.

Mencapai kekhusyukan memang tidak mudah. Tak jarang perlu dilatih. Saat shalat ada banyak hal lain yang melintas di benak kita. Hal tersebut menghambat kekhusyukan. Dalam Al Qur'an orang yang khusyuk digambarkan sebagai orang bisa merasakan seolah-olah dia sedang bertemu dengan Allah SWT dan mempunyai keyakinan bahwa kepadaNya dia akan kembali. Terakhir adalah dampak shalat dalam kehidupan. Al Qur'an menyebut bahwa shalat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. Artinya semestinya shalat bisa mengubah hidup kita jadi lebih baik. Yang asalnya bergelimang dosa menjadi kembali ke jalan yang benar. Shalat juga seharusnya menjadikan kita lebih takwa dan hati-hati dalam melangkah. Seorang yang benar shalatnya tak akan menzalimi orang lain. Orang yang bagus shalatnya tak akan bersikap kasar dan ringan tangan. 3 aspek di atas bisa dijadikan ukuran apakah shalat kita sudah benar atau belum. Jika belum, mari kita perbaiki sedikit demi sedikit. Namun jika sudah, mari kita tingkatkan