Street Smart vs Book Smart. Ini Dia Fakta Disrupsi Bangku Sekolah!

Street Smart vs Book Smart. Ini Dia Fakta Disrupsi Bangku Sekolah!
Murid Sekolah Mau Melanjutkan Kemana?/ net

MONITORDAY.COM - Banyak orang sukses bukan dari text book atau karena prestasi akademik di bangku sekolah. Merekalah pembelajar jalanan atau orang yang memiliki street smart. Bangku sekolah atau bangku kuliah tak nyaman bagi pembelajar jalanan. Para Youtuber dengan kecerdasan jalanan kini banyak bermunculan. Popularitasnya mengalahkan kanal para profesor sekalipun.  

Mendiang Bob Sadino adalah salah satu ikon pebisnis yang sukses dengan mengandalkan kecerdasan berbasis pengalaman. Tak perlu banyak teori dan konsep, yang penting jalankan saja. Terlalu banyak rencana dan minim eksekusi adalah salah satu kunci kegagalan. Tentu Bob orang yang cerdas, penuh perhitungan dan kaya konsep. Namun di balik semua itu eksekusi menjadi kata kunci keberhasilannya.  

Sebaliknya dengan mereka yang berpredikat anak sekolahan atau anak kuliahan. Di lingkungan akademik, kunci sukses adalah belajar melalui buku dan kelas. Bukan melalui pengalaman belajar di dunia nyata. Para ilmuwan, dosen, bankir, dokter dan sederet profesi lainnya membutuhkan ijazah dari bangku kuliah. 

Dunia nyata dan dunia akademis tidak beroperasi atau berjalan dengan cara yang sama. Kunci sukses di kedua alam ini sangat berbeda. Di dunia akademik, ada struktur yang jelas, timeline, sistem reward, aturan yang transparan, dan informasi yang setara. 

Boleh dikata banyak anak sekolahan ‘tidak perlu berpikir’. Hanya perlu mengikuti sistem. Setiap orang memulai setiap tahun pada tingkat yang sama dan pada dasarnya dijamin untuk lulus ke tingkat kelas berikutnya jika dia berusaha. Dalam banyak hal, dunia akademik itu adil. Tetapi banyak yang melahirkan lulusan dengan kemampuan analisis masalah yang rendah. Hanya pintar mengkalkulasi tetapi tidak mampu memecahkan persoalan ketika berhadapan dengan dunia nyata terutama masalah terkait pekerjaan yang tidak diajarkan dalam text book

Dunia politik tidak akan memberi nilai ujian yang lebih baik atau IPK yang lebih baik. EQ tidak akan menjamin mendapat skor lebih tinggi pada Ujian Nasional. Banyak teman di  sekolah tidak berarti IPK yang lebih tinggi. Tentu saja, kita semua dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang berbeda. 

Struktur adalah kata kunci untuk lingkungan akademik. Orang yang berkembang di bawah struktur dan kejelasan paling cocok untuk akademisi. Dunia nyata tidak beroperasi seperti itu.

Di dunia nyata, ada sejuta pilihan dengan asimetri informasi di mana-mana dan pembelajaran berdasarkan pengalaman adalah faktor kunci keberhasilan. 

Untuk berhasil dalam lingkungan ini, seseorang perlu menavigasi dengan sukses di dunia yang buram dan miskin informasi untuk membuat keputusan yang tepat. Tentu saja, seseorang harus memiliki kecerdasan yang masuk akal untuk berhasil, tetapi IQ yang tinggi seringkali dapat menjadi penghambat kesuksesan di dunia nyata. IQ tinggi mungkin membantu dalam lingkungan bisnis yang lebih akademis seperti konsultan atau dunia perbankan. Tetapi seringkali bukan faktor penentu kesuksesan sebagai karyawan startup atau wirausaha. 

Orang dengan book smart lebih suka mengandalkan data dan kumpulan informasi lengkap untuk membuat keputusan. Orang dengan street smart sering mengandalkan intuisi mereka untuk membimbing mereka. Di dunia nyata, EQ lebih berharga daripada IQ. Jika  memiliki IQ tinggi, tetapi tidak mahir membaca lanskap politik dan/atau buruk dalam mengetahui bagaimana memproyeksikan diri  dalam situasi sosial, maka  tidak mungkin berhasil di lingkungan perusahaan besar, apalagi di lingkungan startup. Namun, jika  memiliki EQ tinggi dan IQ rata-rata,  bisa sukses cukup jauh di dunia bisnis.

Kecerdasan datang dalam berbagai bentuk. Definisi tradisional tentang kecerdasan (IQ) tidak serta merta menangkap hal ini Spektrum penuh kecerdasan yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia nyata. Beberapa orang sangat kreatif, tetapi tidak bisa melakukan angka. 

Beberapa orang dapat ‘bermain dengan angka’, tetapi tidak memiliki kreativitas. Kreativitas adalah kecerdasan super karena sangat sedikit orang yang kreatif pada tingkat yang benar-benar berbeda. Orang lain sangat baik dengan orang-orang dan situasi sosial. Namun, yang lain memiliki akal sehat yang kuat dengan kemampuan untuk menavigasi melalui lingkungan baru dan secara bawaan membuat keputusan yang disesuaikan dengan risiko yang sangat baik. 

Kecerdasan lainnya adalah kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Beberapa orang tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahan sementara yang lain dengan mudah beradaptasi dengan perubahan. 

Di dunia nyata, variabel terus berubah. Tidak ada transparansi. Seringkali tidak ada aturan atau struktur. Orang-orang datang dan pergi dari hidup. 

Peluang ada di mana-mana, tetapi tidak masalah jika buta terhadapnya. Orang pintar jalanan dapat menavigasi dengan baik di lingkungan ini, tetapi orang pintar buku sering merasa tersesat karena kurangnya struktur, transparansi, dan kesetaraan informasi. 

Yang pintar buku lebih baik memilih karir bisnis yang lebih "akademik" seperti konsultasi atau perbankan. Di sisi lain,  street smart lebih baik memilih karir startup atau jalur UKM.  Tinggal cari tahu lingkungan apa yang paling cocok  dan kemampuan bawaan alias bakat. Banyak peluang  untuk semua orang di dunia bisnis.