Strategi Penanganan Covid-19 di Kuba

Strategi Penanganan Covid-19 di Kuba
Ilustrasi/ Source: Xinhua.

MONITORDAY.COM - Setiap negara menerapkan kebijakan yang berbeda-beda dalam penanganan Covid-19. Misalnya, Indonesia menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro dalam kondisi pandemi Covid-19 yang kini masih mengkhawatirkan.

Duta Besar RI untuk Kuba, Nana Yuliana membeberkan strategi yang dilakukan Kuba dalam mengatasi penyebaran Covid-19 wilayah tersebut. 

Dia menjelaskan, seperti halnya di Tanah Air, masyarakat Kuba juga dituntut untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Namun, yang menarik dari Kuba yaitu aturan terkait penggunaan masker. Bagi warga yang tidak menggunakan masker, akan dikenai denda. 

"Pertama yang dilakukan oleh Kuba adalah hampir sama seperti yang dilakukan Indonesia tentunya, memakai masker, mencuci tangan, kemudian hal-hal prokes yang lain. Tapi yang menarik, kalau orang tidak memakai masker didenda 1000 CUP, CUP ini mata uang Kuba. Seribu CUP ini kurang lebih 20 sampai 25 USD atau 300 ribu rupiah. Dengan tingkat ekonomi Kuba tentu ini sangat besar" kata Nana saat menghadiri diskusi Kopi Pahit dengan tema 'Penanganan Pandemi di Kuba: Politik, Ekonomi, dan Keselamatan Manusia' secara daring, Senin (28/6/2021) malam. 

Langkah selanjutnya, ujar Nana, Kuba melakukan pembatasan transportasi Internasional. Sehingga, akses penerbangan dari dan ke luar negeri dibatasi operasinya untuk sementara. 

"Kedua yang dilakukan oleh Kuba adalah pembatasan transportasi Internasional. Karena memang pada waktu bulan Desember, ketika mulai dibuka penerbangan karena ada 2 juta orang Amerika mereka pulang kampung untuk merayakan Christmas dan sebagainya, angka Covidnya tinggi lagi. Sejak itulah mulai Januari dibatasi transportasi Internasional dari negara manapun ke Kuba," tuturnya. 

Lebih lanjut, Nana menyebutkan hingga saat ini negara berpaham sosialis itu masih memberlakukan pembatasan transportasi Internasional guna mengantisipasi kembali lonjakan angka penularan Covid-19.

"Jadi pembatasan transportasi Internasional sampe hari ini masih terjadi," ungkapnya. 

Selain itu, Nana mengatakan sekolah dan tempat ibadah juga masih ditutup hingga kini. Sedangkan untuk kegiatan perkantoran di Kuba menerapkan work from home atau work from office, hal itu disesuaikan oleh kategori zona penyebaran Covid-19 di wilayah itu. 

"Sekolah dan tempat-tempat ibadah masih tutup, hanya ada beberapa yang mulai jalan. Tetapi memang sampai hari ini sekolah, tempat ibadah tutup dan tidak di izinkan bagi warganya untuk melakukan di tempat-tempat tersebut. Beberapa kantor di Kuba ini tergantung kasusnya, sering kali mereka work from home, work from office. Jadi, menyesuaikan dengan angka Covid yang ada di wilayah tersebut," jelasnya.