Stock Pertanian Melimpah, Mentan Tak Kuasa Tolak Impor

Stock Pertanian Melimpah, Mentan Tak Kuasa Tolak Impor
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan permohonan maaf karena tak bisa menolak kebijakan impor beras pada tahun 2021 ini.

Permintaan maaf tersebut disampaikan SYL di sela rapat kerja Komisi IV DPR dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Kamis (18/3/2021).

Hal ini bermula ketika rapat sudah memasuki sesi akhir jelang pembacaan kesimpulan rapat. Syahrul Yasin Limpo sempat meminta adanya perubahan draf kesimpulan yang hendak bacakan.

“Komisi IV DPR RI bersepakat dengan pemerintah c.q. Menteri Pertanian menolak rencana importasi beras sebanyak 1 juta ton yang akan dilakukan pada saat panen raya maupun saat stok dalam negeri melimpah,” demikian bunyi salah satu poin dalam draf awal kesimpulan rapat yang sedianya akan dibacakan.

Namun, Syahrul Yasin Limpo tiba-tiba melakukan interupsi dan menyampaikan sejumlah penjelasan. Akhirnya, draf kesimpulan tersebut berubah karena penghapusan poin kesepakatan antara DPR dan Menteri Pertanian terkait penolakan impor.

"Komisi IV DPR RI bersepakat dengan pemerintah c.q. Kementerian Pertanian bahwa produksi beras periode Januari sampai dengan Mei tahun 2021 surplus/memenuhi konsumsi dalam negeri. Sehingga Komisi IV DPR RI menolak rencana importasi beras sebanyak 1 juta ton pada saat panen raya maupun saat stok dalam negeri melimpah," demikian bunyi poin kedua kesimpulan final dalam rapat tersebut.

Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga menyangkan sikap Menteri Perdagangan yang tetap melakukan importasi satu juta ton beras yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

 Menurutnya gabah petani harus terlebih dahulu diserap secara maksimal sebelum dilakukannya impor beras.

Hal itu disampaikan Syahrul saat memberikan kuliah umum di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, Senin (22/3/2021) petang.

"Yang aku minta serap dulu gabah kita," katanya di hadapan ratusan mahasiswa yang mengikuti kuliah umum tersebut.

Syahrul menyebut, jika hasil gabah petani baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, maka secara logika impor tidak perlu melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik.

"Kalau jumlahnya bagus, kualitasnya bagus ya logikanya tidak boleh impor," sebutnya lagi.

Permintaan Mentan tolak impor tidak akan mengubah kebijakan karena Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sudah sepakat mengimpor 1 juta beras. Alasannya, impor ini bukan karena pasokan beras yang kurang. 

Selain itu, importasi ini untuk menjaga cadangan beras yang dimiliki Bulog. Pasalnya, Bulog diharuskan memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 1 juta ton hingga 1,5 juta ton.