Sri Mulyani Bidik Orang Tua Muda Tingkatkan Pasar Ini
Milenial yang baru menjadi orang tua namun sudah memikirkan masa depan anak ke depan, berpotensi tingkatkan pasar ini

MONITORDAY.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ingin membidik kalangan milenial untuk meningkatkan pangsa pasar industri asuransi syariah di Indonesia.
Rencananya, milenial yang akan digarap adalah mereka yang baru menjadi orang tua namun sudah memikirkan masa depan anak ke depan.
"(Pangsa pasar) asuransi syariah masih sangat kecil, hanya 3,3 persen. Oleh karena itu, ini harus direspons dengan peningkatan industri karena demand-nya ada dan meningkat," ujar Ani, sapaan akrabnya, saat rapat bersama Komisi XI DPR di Gedung DPR/MPR, Senin (5/10/2020).
Menurut Menkeu, pasar asuransi syariah sangat mungkin dikembangkan di Indonesia. Maklum, ada sekitar 267 juta penduduk di negara ini.
Apalagi, belum banyak masyarakat yang memiliki asuransi pribadi. Bahkan, asuransi kesehatan dari negara pun seperti BPJS Kesehatan belum dikantongi semua masyarakat.
"Demand terus meningkat dari yang basic seperti asuransi untuk anak sekolah maupun asuransi kesehatan yang non BPJS maupun life insurance, ini potensi yang besar," ungkapnya.
Begitu juga dengan para milenial yang baru berumah tangga dan menjadi orang tua. Hal ini tak lepas dari faktor demografi Indonesia yang mayoritas didominasi usia produktif.
"Market kita besar dan growing, ini potensial. Ada kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi jiwa, terutama anak-anak milenial yang jadi first time parent, yang mereka sadari 'Oh perlu disiapkan untuk anak-anak mereka', jadi ada growing demand dan market yang sangat besar," tuturnya.
Senada, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan potensi pasar asuransi nasional di dalam negeri sejatinya masih besar. Apalagi, bila memungkinkan juga untuk bisa menggarap pasar regional dan internasional.
"Asuransi jiwa itu kalau di daerah potensinya besar sekali, belum kami explore," ucap Wimboh.
Hanya saja, Wimboh mengakui ada beberapa tantangan yang perlu ditaklukkan oleh para asuransi syariah sebelum menikmati pangsa pasar yang lebih besar. Mulai dari permodalan, variasi dan kualitas produk, SDM, hingga pemasaran.
"Dan tentunya harus belajar dari asuransi yang lebih besar, yang sudah global, dan kami sudah mempunyai beberapa asuransi asing yang bisa jadi benchmark," tuturnya.
Di sisi lain, ia turut mengaku bahwa OJK sebagai pengawasan pun masih memiliki tantangan tersendiri, yakni melangsungkan reformasi industri secara menyeluruh.
"Ini bagaimana agar prudent dan governance, transparansi, dan untuk meningkatkan pengawasan cross border product juga akan dilanjutkan. Begitu juga edukasi masyarakat," pungkasnya.