Soal Ekonomi, Umat Islam Harus Berbenah

Jika tidak berbenah yang akan menjadi korban selanjutnya adalah anak keturunan umat Islam di Indonesia.

Soal Ekonomi, Umat Islam Harus Berbenah
Ilustrasi

Mondayreview.com – Presiden Indonesia Islamic Business Forum (IIBF) Heppy Trenggono mengajak agar seluruh pengusaha muslim Indonesia untuk segera berbenah. Jika tidak yang akan menjadi korban selanjutnya adalah anak keturunan umat Islam di Indonesia.

“Penguasa muslim Indonesia harus segera berbenah,” katanya saat menjadi salah satu pembicara pada workshop bertema “Meninggalkan Riba Secara Berjamaah”  yang diselenggarakan oleh Yayasan Insan Amanah di Hotel Amaroosa Grande, Minggu  (3/12).

Heppy melihat bahwa kondisi ekonomi umat saat ini tidak masuk akal. Sebagai mayoritas tercatat 85 persen dari jumlah penduduk Indonesia umat Muslim tidak mampu bersaing di negerinya sendiri. Selain tidak seharusnya negara dengan kekayaan alam melimpah, dan juga mayoritas negeri ini adalah menganut agama Islam, tetapi yang dibicarakan adalah nasib ekonomi umat Muslim. “Ini tak masuk akal,”  tegasnya.

Maka itu, dia menegas umat Muslim harus berbenah dan melakukan aksi-aksi nyata dan strategis untuk memperbaiki kondisi ekonomi umat. Heppy mencontohkan untuk ekspor sendiri, Indonesia masih kalah dengan negara Singapura, sebuah negara dengan hanya memiliki wilayah seluah Jakarta. Menurut data tahun 2010 lalu, ekspor Indonesia hanya setengah dari jumlah ekspor negeri Singa itu.

Jika diperhatikan, Singapura tidak memiliki kekayaan alam, tidak memiliki tambang Freeport, dan tidak memiliki sumber daya manusia yang melimpah seperti Indonesia. "Bangsa kita, khususnya Umat Islam, tidak membangun karakter untuk menjadi sebuah negara pemenang,” katanya. 

Soal ketertinggalan di bidang ekonomi ini kemudian merambah ke ranah agama. Heppy mencontohkan Filiphina yang dulunya 95 persen masyarakatnya beragama Islam. Namun saat ini tinggal 10 persen saja. Sebabnya tak lain karena umat Islam tidak berjuang mengembangkan ekonominya. Umat Islam lebih memilih sistem ekonomi yang dikembangkan mereka yang non Islam.