SMK Pencetak Wirausaha

MONITORDAY.COM - Direktorat SMK Kemdikbud RI gagas program Sekolah Pencetak Wirausaha. Hal ini dilatarbelakangi dengan terbatasnya lapangan kerja dibanding jumlah pencari kerja. Realitas di atas mesti direspon dengan memberikan bekal kewirausahaan kepada para peserta didik baik berupa teori maupun praktik.
Program Sekolah Pencetak Wirausaha dilaksanakan berupa event kompetisi kewirausahaan bagi siswa/siswi SMK se-Indonesia. Sekolah Pencetak Wirausaha telah dilaksanakan selama tiga tahun ke belakang. Tahun 2020 Sekolah Pencetak Wirausaha sudah memasuki batch ke-4.
Program ini diawali dengan sosialisasi kegiatan kepada SMK se-Indonesia. Setelah sosialisasi, dibuka pendaftaran secara online bagi yang berminat mengikuti program ini. Setelah itu peserta yang mendaftar harus mengikuti webinar series yang dilaksanakan secara online guna mendapatkan materi lebih lanjut. Pasca webinar, bisnis dijalankan dengan tutor sebaya sebagai pembimbing, dan omzetnya dilaporkan kepada Direktorat SMK secara berkala.
Sebelum memulai bisnis peserta diharuskan membuat rencana bisnis terlebih dahulu yang akan direview. Setelah membuat rencana bisnis, peserta juga mesti membuat konten promosi bisnisnya dengan beragam platform media sosial. Peserta yang dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat. Adapun bisnis berupa start up yang bisa meraih 1 juta per bulan dan siswa dengan omzet 4 juta per bulan, maka akan mendapatkan sertifikat penghargaan dari Direktorat SMK.
Dalam sambutannya saat pelaksanaan webinar online, Direktur SMK Dr. Ir. M. Bakrun, MM mengatakan lulusan SMK diharapkan tidak hanya melanjutkan sebagai karyawan, namun bisa berwirausaha baik segera setelah lulus maupun beberapa tahun setelah kelulusan. M. Bakrun juga mengharapkan Sekolah Pencetak Wirausaha tak hanya mengajarkan siswa untuk menjual, namun untuk memproduksi.
M. Bakrun juga menegaskan bahwa kegiatan kewirausahaan bisa menjadi alternatif pembelajaran di masa pandemi. Mengingat di masa pandemi kegiatan pembelajaran formal baik teori maupun praktik dibatasi. Dia menambahkan bahwa kegiatan ini bisa melatih siswa agar berpikir kreatif dan juga kolaboratif. Hal ini karena aktifitas kewirausahaan menuntut siswa untuk kreatif sekaligus kolaboratif.
Menurut Dr. Gatot Hari Priowirjanto, koordinator 7 SEAMEO Kemdikbud RI, program kamp kreatif dan kewirausahaan telah dilakukan juga dalam tingkat regional (se-Asia Tenggara) dan tingkat lokal (provinsi). Untuk tingkat regional beberapa SMK diutus sebagai peserta dan mampu bersaing dengan SMK dari negara ASEAN lainnya.
Sementara itu Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Sekolah Pencetak Wirausaha mengundang SMK di seluruh Kota/Kabupaten se-Jawa Timur. Hasil dari kegiatan tersebut adalah munculnya banyak praktik baik yang bisa menjadi model percontohan untuk siswa lainnya,