Siti Khadijah: Inspirasi Terbaik Wanita Muslimah

Sebaik-baik wanita dari umatnya adalah Khadijah

Siti Khadijah: Inspirasi Terbaik Wanita Muslimah
Ilustrasi foto/Net

SEBAIK-BAIK wanita pada zamannya adalah Maryam puteri Imran. Dan sebaik-baik wanita dari umatnya adalah Khadijah. Demikian dikatakan Rasulullah dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Julukan yang diberikan Nabi tersebut tentu saja bukan tanpa alasan, itu wajar adanya. Karena reputasinya yang tanpa cacat, Khadijah dikenal masyarakat Arab menjulukinya sebagai at-Thahirah, yaitu ‘yang bersih dan suci’. Sementara karena kekayaannya yang tak terhingga, Khadijah biasa dipanggil ‘Ratu Quraisy’ atau ‘Ratu Mekkah’.

Setelah menikah dengan Muhammad, Khadijah pun membuktikan bila dirinya memang sebanding dengan julukan yang diberikan kepadanya. Tentu saja bukan dengan membangga-banggakan harta dan keturunannya, namun dengan kesetiaan, ketulusan dan kehangatan.

Saat Muhammad dilanda kegalauan, Khadijah senantiasa hadir memberi ketenangan dan keyakinan. Soal kebenaran wahyu misalnya, beberapa kali Muhammad sempat ragu soal kebenaran wahyu dan risalah yang diterimanya. Namun Khadijah memberinya keyakinan dan keteguhan hati.

Meski memiliki segalanya; harta, kedudukan, dan kecantikan, namun Khadijah tak pernah sekalipun tinggi hati. Khadijah tetap menghormati sang suami. Meski ia lebih tua secara usia, itu juga tak membuat Khadijah berat hati ketika harus melayani dan menunjukkan ketaatannya pada suami yang lebih muda.

Duhai, sungguh jika para muslimah zaman now meneladani akhlak Khadijah ini, niscaya kisah-kisah pilu seputar rumah tangga, percekcokan, pertikaian, bahkan perceraian akibat orang ketiga dan cemburu buta.

Kenapa demikian, karena yang tumbuh dalam diri Khadijah adalah cinta di atas landasan iman dan akhlak. Sehingga ketentraman dan kebahagiaanlah yang terpapar dalam keseharian rumah tangga Khadijah dan Muhammad saw.

Suatu hari, dengan mata berkaca-kaca Rasulullah bersabda kepada para sahabat:

Allah tidak pernah memberikanku wanita yang lebih mulia daripada Khadijah. Di saat manusia tidak percaya, dia sendiri yang percaya. Ketika semua orang mendustakan diriku, dia sendiri yang menerimaku. Ketika manusia berlarian dariku, ia mendukungku, baik ketika ada maupun tiada. Dan Allah mengaruniaiku putra-putri bukan dari yang lain, melainkan darinya.”