Sinergi PLN-Pertamina Kembangkan Energi Panas Bumi

Sinergi PLN-Pertamina Kembangkan Energi Panas Bumi
PLTP Sarulla/ net

MONITORDAY.COM – PLN GG siap untuk menjalankan peran dalam mewujudkan target Energi Baru Terbarukan dengan berperan aktif dalam pengembangan Pembangkit Panas Bumi. Sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan peran EBT pada bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23% pada tahun 2025.

Secara sederhana, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah tenaga listrik yang dihasilkan dari putaran turbin yang digerakkan oleh panas bumi. Cara pemanfaatannya adalah dengan membuat sumur yang kedalamannya mencapai titik panas bumi, lalu panas tersebut dialirkan ke lokasi turbin untuk menggerakkan turbin. Potensi tenaga panas bumi yang besar di Indonesia menjadikan pembangunan PLTP sebagai salah satu prioritas nasional bidang energi.

Joint study untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dilakukan melalui anak perusahaannya, PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) menggandeng PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Langkah pasti terus diayun. Hingga 2020, PLN GG telah berkontribusi dalam counterpart bersama Holding, melakukan percepatan pengembangan 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Ungaran, Wilis, Cisolok Sukarame, Kapahiang, Danau Ranau, Gn Geurodong, Atadei, Songa Wayaua, Oka Ile Ange, Gn Sirung, dan Talaga Ranu. Termasuk WKP Eksisting, Tangkuban Perahu, Ulumbu dan Mataloko dengan total potensi mencapai 305 MW.

PLN berkomitmen dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai penerapan pilar Green dalam transformasinya.

Langkah strategis ini bertujuan untuk menyinergikan potensi masing-masing dalam pengembangan PLTP. Adapun lokasi yang akan dilakukan kajian untuk pengembangan di wilayah kerja PGE, khususnya di Area Ulubelu (Lampung) dan Area Lahendong (Sulawesi Utara).

"Pengembangan energi panas bumi bagi kelistrikan akan meningkatkan perekonomian karena dapat menurunkan pemakaian impor energi migas sehingga dapat menyeimbangkan neraca energi indonesia," terang Direktur Mega Proyek PLN, Iksan Asaad.

Menurutnya, penggunaan energi panas bumi juga dapat mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan energi fosil.

"Kami melihat pengembangan energi panas bumi secara signifikan harus diwujudkan di Indonesia sehingga kita mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara mapan dan berkelanjutan," tambah Ikhsan.

Dirinya juga berharap sinergitas ini juga dapat memberikan dampak yang positif untuk perkembangan panas bumi di Indonesia.

Aktivitas PLTP tidak menggunakan bahan fossil fuel atau batu bara dan sehingga tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu dapat dijadikan sumber tenaga alternatif untuk mengurangi emis gas rumah kaca nasional.

Sehingga Pemerintah gencar mengeksplorasi wilayah-wilayah dengan potensi panas bumi yang besar dan membangun PLTP di wilayah tersebut. Tetapi, sekalipun demikian, sampai saat ini Pemerintah masih mengembangkan penelitian untuk memastikan keamanan produksi energi dari PLTP dan terus mengkaji potensi kerugian bagi lingkungan khususnya pemanasan global untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk di depan pada saat Indonesia berali ke PLTP untuk menghasilkan energi.