Simposium TMP Beri Kesempatan OSIS Bicara Ekonomi di Hadapan Menteri dan Pengusaha

Daya saing menjadi perhatian penting pada Simposium Nasional TMP.

Simposium TMP Beri Kesempatan OSIS Bicara Ekonomi di Hadapan Menteri dan Pengusaha
Simposium Nasional TMP

MONDAYREVIEW.COM -  Daya saing menjadi perhatian penting pada Simposium Nasional Taruna Merah Putih (TMP) dengan tema besar "Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa."

Simposium ini terdiri dari tiga panel. Panel kedua mengusung tema “Daya Saing Indonesia Di Tengah Perekonomian Global”. Hadir sebagai narasumber Menteri Keuangan Sri Mulyani, pengusaha nasional Chairul Tanjung, Ketua Umum KADIN Rosan P Roeslani dan Ketua Umum BPP HIPMI Bahlil Lahadaila.

Menariknya, dalam diskusi ini, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait memberikan kesempatan kepada para Ketua OSIS yang hadir untuk dialog. Ketua OSIS dari SMAN 40 Jakarta, Argo, mengatakan bahwa dia membaca informasi bahwa penuruan daya saing Indonesia dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu China. Ia mempertanyakan mengapa Indonesia bisa kalah daya saing.

Sementara itu, Ketua Presidium GMNI Crisman Damanik mengajak semua pihak untuk memiliki nasionalisme di bidang ekonomi. Hal ini juga merupakan wujud darai pengamalan Pancasila untuk mewujudkan keadilan sosial.

Dalam pemaparannya Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa sejati Indoneia memiliki potensi yang besar untuk menjadi bangsa yang memiliki daya saing tinggi di tengah persaingan ekonomi global. Maka itu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan keniscayaan.

“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing bangsa,” katanya.

Maka itu, Sri mengatakan bahwa di era pemerintah Jokowi-JK berupaya terus menerus untuk meningkatkan daya saing. Upaya yang dilakukan dengan serius meningkatkan kualitas SDM dengan mengalokasi anggaran yang lebih untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.  

Selian itu, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas kesehatan kepada anak bangsa dengan memberikan gizi. Karena daya saing bangsa ditentukan oleh SDM yang memiliki gizi baik. Gizi menentukan kecerdasaan anak.   

Pengusaha nasional Chairul Tanjung mengatakan bahwa pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan daya saing. Namun, negara-negara lain bergerak lebih. “Pemerintah selalu berupaya meningkatkan daya saing,” Katanya. 

Chairul mengapresiasi langkah yang dilkukan presiden Joko Widodo yang menggenjot pembangunan infrastruktur yang luar biasa. Di era Jokowi fokus pemeretan pembangunan infrastruktur dari Sabang sampai Marauke merupakan upaya serius yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing bangsa.

“Selain itu Jokowi juga tidak melupakan meningkatkan kualitas SDM. SDM dan infrastruktur harus dijalankan secara bersama untuk meningkatkan daya saing bangsa,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk meningkatkan daya saing pada saat ini, tidak cukup efesiensi dan meningkatan produktivitas. Tapi untuk memenangkan persaingan global manusia Indonesia harus inovatif, kreatif dan memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi.

Selain itu manusia Indonesia harus memiliki semangat untuk bekerja keras, dan kerja cerdas. Kerja cerdas bisa diraih dengan  ilmu pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Pasalnya peristiwa bisnis merupakan pristiwa individu. Kesuksesan individu tergantung dari upaya yang dia lakukan.

“Jangan harap jika masuk KADIN atau HIPMI langsung sukses. Atau dibantu pemerintah kita bisa sukses,” katanya.