Siapa Pesaing Marsetio sebagai Kandidat Menko Kemaritiman?

Nama Marsetio mulai muncul ke permukaan dalam bursa calon Menko Perekonomian. Kapasitas dan kompetensinya jelas. Mantan Kepala Staf TNI AL ini memiliki wawasan tentang teknologi kemaritiman. Marsetio disebut oleh situs wikipedia memiliki pengalaman sebagai pengajar di US Naval War College (NWC) A.S., institusi akademi laut tertua, yang didirikan pada tahun 1884. Marsetio saat ini juga mengajar di beberapa universitas di Indonesia. Ia Guru Besar di Universitas Pertahanan.

Siapa Pesaing Marsetio sebagai Kandidat Menko Kemaritiman?

Monitorday.com – Nama Marsetio mulai muncul ke permukaan dalam bursa calon Menko Perekonomian. Kapasitas dan kompetensinya jelas. Mantan Kepala Staf TNI AL ini memiliki wawasan tentang teknologi kemaritiman. Marsetio disebut oleh situs wikipedia memiliki pengalaman sebagai pengajar di US Naval War College (NWC) A.S., institusi akademi laut tertua, yang didirikan pada tahun 1884. Marsetio saat ini juga mengajar di beberapa universitas di Indonesia. Ia Guru Besar di Universitas Pertahanan.

Integritas dan loyalitasnya jangan ditanya. Marsetio telah mengabdi di TNI puluhan tahun. Hampir sepanjang hidupnya. Sebagai perwira tinggi tentu kepemimpinan, kemampuan kooordinasi dan pengendalian program dalam skala nasional menjanjikan. Loyalitasnya kepada Presiden dapat dilihat dari rekam jejaknya yang mendukung Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019.

Yang bisa menjadi pesaing terkuatnya adalah Menteri KKP yang terkenal eksentrik Susi Pudjiastuti. Juga Menteri ESDM Ign. Jonan yang dikenal bertangan dingin dalam mendongkrak PT KAI, menata Kementerian Perhubungan, serta mengendalikan sektor energi di Kementerian ESDM.

Jonan punya prestasi menngesankan. Selama di PT Kereta Api Indonesia, ia sukses membalikkan kerugian Rp 83,5 miliar pada 2008 menjadi keuntungan Rp 154,8 miliar pada 2009. Pada tahun 2013, bahkan telah mencatatkan laba sebesar Rp 560,4 miliar.

Jonan juga melipatgandakan aset KAI dari Rp 5,7 triliun pada 2008, menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013, atau terjadi peningkatan mendekati tiga kali lipat. Pada masanya juga dimulai pemberantasan percaloan tiket, dengan menerapkan sistem boarding pass, tiket daring, dan penjualan melalui toko ritel.

Toilet stasiun yang awalnya harus membayar, digratiskan dan diperbanyak jumlahnya sehingga ada di setiap stasiun. Kereta juga dilengkapi AC dan diberi larangan merokok.

Peremajaan sarana kereta api pada masa Jonan cukup banyak. Peluncuran kereta-kereta baru, juga dengan mendatangkan 100 lokomotif seri CC206 untuk angkutan barang dan penumpang di Jawa.

Selepas Dirut KAI Jonan ditunjuk menjadi Menteri Perhubungan. Hingga akhirnya Jonan ditunjuk untuk menjadi Menteri ESDM.

Lain Jonan lain pula dengan Susi Pudjiastuti. Kalau Jonan lulusan universitas di Amerika, Menteri Kelautan dan Perikanan ini drop-out dari SMAN 1 Yogyakarta di kelas dua. Bukan faktor biaya tentunya yang membuat Susi putus sekolah karena orangtuanya tergolong mampu. Namun lebih karena pilihan hidupnya untuk berbisnis.

Susi merintis usaha di bidang perikanan. Ia mengibarkan “Susi Brand” untuk produk ikan tangkap dari Pangandaran yang dijualnya ke pasar Jepang dan Jakarta. Untuk mempercepat pengiriman ikan Susi pun membeli pesawat Cessna untuk pengangkutannya.

Justru di kemudian hari sayap usahanya di bidang angkutan udara menggantikan bisnis ikan yang mulai merosot. Susi Air memiliki tak kurang 32 pesawat Cessna Caravan yang beroperasi di berbagai wilayah Tanah Air.

Sejak dilantik sebagai Menteri KKP, Susi selalu membuat gebrakan. Mulai dari disiplin kerja pegawai di kementeriannya, pelarangan alat tangkap yang tak ramah lingkungan, hingga penindakan yang berujung penenggelaman kapal-kapal pencuri ikan.

Manakah sosok Menko Kemaritiman yang cocok di mata Jokowi? Senafaskah dengan aspirasi publik? Kita tunggu saja tanggal pengumuman Kabinet Indonesia Kerja Jilid II kelak.