Seruan Hijrah Presiden Jokowi Patut Diteladani
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah kesempatan bertemu pendukungnya mengajak masyarakat agar mulai hijrah dari segala ujaran kebencian ke ujaran kebenaran, dari prasangka buruk ke prasangka baik. Hal ini dikatakan mengingat banyaknya masyarakat saat ini yang gemar menyuarakan kebencian dan prasangka, terlebih dalam mendekati tahun politik.

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah kesempatan bertemu pendukungnya mengajak masyarakat agar mulai hijrah dari segala ujaran kebencian ke ujaran kebenaran, dari prasangka buruk ke prasangka baik. Hal ini dikatakan mengingat banyaknya masyarakat saat ini yang gemar menyuarakan kebencian dan prasangka, terlebih dalam mendekati tahun politik.
Merespons hal itu, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ady Muzadi meminta para elit politik nasional untuk meneladani seruan hijrah tersebut. Menurutnya, dengan menghapus ujaran kebencian dan prasangka, maka niscaya akan tercipta demokrasi yang berkeadaban dan kondusif.
"Seruan Jokowi bisa jadi ibroh bagi seluruh elit politik untuk membangun peradaban politik Indonesia yang bermartabat, menghapus narasi kebencian menjadi narasi politik gagasan, dari kepentingan kelompok kecil ke kemaslahatan seluruh umat, dari kemarahan menjadi kelembutan," kata Ady di Jakarta, Selasa (6/11).
Menurut Ady, seruan hijrah Jokowi akan berdampak positif jika saja para elit politik dapat melaksanakan seruan itu. Ia percaya, jika hal itu dilakukan, maka akan membuat pemilu yang akan digelar tahun depan akan berjalan lebih kondusif. Karena menurutnya, pesta demokrasi merupakan momentum untuk membangun persatuan antara warga bangsa.
Karena itu, ia mengimbau kepada seluruh elit agar dapat dengan baik meneladani seruan untuk mengubah cara pandang dan sikap dalam mengahadapi pemilu lima tahunan itu.
"Jangan sampai ketegangan politik akibat dukung-mendukung capres justru menghilangkan nilai gotong royong yang sudah terbangun di masyarakat, bangsa Indonesia ini terus maju bersamaan dengan menjaga perbedaan," kata Ady.
"Mari kita ciptakan suatu keadaan politik riang gembira tanpa meninggalkan hal-hal dasar dari ketuhanan, kemanusian, persatuan, dan kesejahteraan seluruh umat," pungkasnya.