Seni Qasidah Harus Kembali Populer di Jabar
Bangkitkan kembali seni qasidah dan kesusastraan Arab yang biasanya dilagukan karena eksistensinya dinilai semakin menurun.

MONITORDAY.COM - Bangkitkan kembali seni Qasidah dan kesusastraan Arab yang biasanya dilagukan karena eksistensinya dinilai semakin menurun.
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar berupaya membangkitkan kembali seni Qasidah --kesusastraan Arab tersebut.
Menurut Uu, seni Qasidah kini sudah tergeser oleh kesenian modern seperti electro atau dangdut. Apalagi, Uu berujar Jabar adalah provinsi religius sehingga sudah sepatutnya mengembangkan seni budaya Islam seperti Qasidah.
"Dulu kalau di kampung-kampung setiap ada hajatan pasti ada Qasidah atau di acara tabligh akbar selalu diawali Qasidah. Tapi hari ini, Qasidah sudah tergeser oleh electone dangdut dan kesenian lain," kata Uu kepada Monitorday.com (12/11/19).
Untuk membangkitkan kembali seni Qasidah, Uu mengatakan pihaknya sudah berdiskusi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) terkait penyusunan rencana aksi seperti menggelar festival-festival Qasidah setiap bulannya di berbagai kabupaten/kota di Jabar.
"Kami sudah bicara dengan Kepala Disparbud Bapak Dedi Taufik bagaimana caranya agar kita bisa membangkitkan seni Qasidah di Jabar dan harus kembali populer," kata Uu.
Melalui Festival Seni Qasidah Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019 di kampus UIN Sunan Gunung Djati, Uu pun berharap Qasidah di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini semakin berkembang dan muncul grup Qasidah baru yang disukai masyarakat.
"Dulu, grup Qasidah terkenal yaitu Nasida Ria dari Semarang, (dari) Tasikmalaya pun ada yaitu Almanar dan banyak lagi. Kenapa tidak dari grup Qasidah yang sekarang ikut festival ini lahir grup Qasidah andal, populer, dan disukai masyarakat?" ujarnya.
Menurut Ketua Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Jawa Barat Eni Sumarni selaku penyelenggara Festival Seni Qasidah Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019, festival tersebut tak hanya menjadi ajang silaturahmi antara penggemar Qasidah tetapi juga bahan evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan grup Qasidah di Jabar.
"Ini juga ada unsur hiburannya," kata Eni.
Adapun Festival Seni Qasidah Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2019 ini diikuti oleh peserta dari 27 kabupaten/kota se-Jabar yang saling beradu alunan lagu dari 11 hingga 13 November 2019 di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Eni menambahkan, pemenang pada festival Qasidah paling bergengsi se-Jabar ini akan dilombakan kembali untuk mengikuti festival seni Qasidah tingkat nasional di Kota Ambon, Provinsi Maluku, masih di tahun yang sama.
"Festival ini juga jadi ajang seleksi untuk ikut di tingkat nasional," ujar Eni mengakhiri.