Seni Menjadi “Entrepreneur” Milenial
Bisnis itu adalah seni, prefesi dan ilmu.

MONITORDAY.COM - Masih banyaknya pandangan orang tua yang lebih menekankan anaknya untuk berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), mengakibatkan kurangnya kreatifitas anak-anak muda dalam melihat peluang bisnis. Wajar kiranya, Indonesia kekurangan sumder daya manusia terutama millenial yang berjiwa entrepreneurship.
Dari latar belakang tersebut, Pimpinan Komisariat Ekonomi dan Bisnis, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat, menggelar seminar kewirausahaan dengan mengangkat topik “Set up your mind to be entrepreneur: from millenials to be specials”, yang digelar di Aula Fastabiqul Khairat, IMM Ciputat, Selasa (24/12).
Seminar ini menghadirkan narasumber yaitu M. Azrul Tanjung (Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI), Yuke Rahmawati (Anggota Bidang Ekonomi dan Bisnis Ekonomi Syariah DSN MUI) dan moderator Mizan Al- A’raf (Ketua Umum Pimpinan Komisariat Ekonomi dan Bisnis). Acara ini juga dihadiri oleh Immawan Hizbullah selaku Ketua Umum IMM Cabang Ciputat.
Dalam sambutannya, Mizan menyampaikan harapannya agar generasi millennial mampu tergugah dan merubah mindsetnya menjadi seorang pebisnis muda. “Alangkah bagusnya apabila kita mampu membuka lapangan kerja baru bagi orang lain, daripada menjadi pekerja orang lain” ujarnya.
Mizan menambahkan “Menurut data statistik ekonomi kita sekarang hanya tumbuh 5,05persen dari tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, perlu adanya perubahan pola pikir yang tadinya hanya ingin menjadi PNS, berubah menjadi seorang wirausahawan.”
Azrul Tanjung selaku ketua KPEU MUI memaparkan tentang konsep koperasi. “Konsep koperasi merupakan usaha yang dilakukan secara jamaah atau disebut juga dakwah ekonomi jamaah’.
Menurut beliau konsep koperasi bisa menyaingi perusahaan-perusahaan besar. Beliau memberi contoh salah satu koperasi susu di Selandia Baru yaitu Fonterra yang distribusi produknya sudah transnasional seperti Anlene dan Boneeto. “Konsep koperasi bisa menjadi pesaing bagi perusahaan-perusahaan yang berkapitalisasi besar, sebagai contohnya yaitu Fonterra dan ACE Hardware” tutur beliau.
Terkait entrepreneur atau bisnis, beliau menegaskan jangan terlalu berpikir ideal untuk memulai sebuah bisnis. “Bisnis itu seni, profesi dan ilmu. Seni yang ada pada intuisi dan seni untuk menangkap dan merebut peluang.”
Sedangkan Yuke memberikan pandangannya apa yang disebut dengan entrepreneur atau wirausahawan.” entrepreneur itu merupakan suatu sikap yang inovatif, optimis dan terus bersemangat dalam berbisnis.”
Menurut beliau, millennial yang notabenenya materialis dan hedonis harus mampu merubah mindset nya tersebut menjadi seorang entrepreneurship yang spesial. “Yang menjadikan anak muda itu special adalah anak muda yang inovatif dan selalu memegang nilai moral serta senantiasa selalu berada dalam koridor dan prinsip-prinsip syariah” tandasnya.