Sebentuk Optimisme di Puncak Gelombang Pandemi

Sebentuk Optimisme di Puncak Gelombang Pandemi
Menteri Keuangan Sri Mulyani/ net

MONITORDAY.COM - Indonesia sedang mengalami tekanan berat di bidang kesehatan yang secara langsung berimbas pada sisi ekonomi. Kerja keras dan kepercayaan publik pada kondisi saat ini sangat diperlukan dalam kerangka upaya kolektif. Tak mungkin menyelematkan ekonomi jika pandemi tak mampu diatasi. 

Sejalan dengan hal itu, sejumlah hal menjadi harapan bagi publik. Di tengah upaya mengendalikan pandemi beberapa indikator dan langkah kebijakan Pemerintah memberi angin segar untuk bertahan dan bangkit meski terasa begitu berat beban yang harus dipikul. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)  menjadi pilihan yang terpaksa dilakukan dengan konsekuensi tingginya tekanan ekonomi. Aktivitas produktif berkurang, penghasilan dan pendapatan masyarakat pun banyak yang hilang. 

Harapan itu selalu ada. Dan secara psikologis harapan harus dipupuk agar kita terus melangkah tanpa kehilangan arah. Diantara beberapa titik cerah itu adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKM) Indonesia yang masih baik, penerapan integrasi perencanaan pembangunan, pasokan obat dari India kembali terbuka, ekonomi AS sebagai mitra utama dagang yang kembali membaik, dan pertumbuhan pendapatan negara di kuartal I yang meningkat. 

#1. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia naik dan berada di atas 100. Bank Indonesia (BI) melaporkan, IKK pada Juni 2021 berada di 107,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 104,4. Konsumen Indonesia memberi sinyal optimistis melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan.

#2. Kerjasama integrasi perencanaan, penganggaran dan pengendalian pembangunan mulai diterapkan oleh Pemerintah. Tujuannya agar penggunaan keuangan negara dilaksanakan sebaik mungkin, seefisien mungkin dan sekonsisten mungkin.  Diharapkan masyarakat menjadi lebih sejahtera, kemajuannya lebih merata, keadilan makin meningkat dan hal ini tentu harus terefleksikan dari input, output, outcome dan juga pada akuntabilitas.
Kerjasama dilakukan antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). 

#3. PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) menyebut pasokan obat ke depan akan ditingkatkan khususnya untuk produk penanganan Covid-19. India telah mengizinkan kembali ekspor produk obat dan bahan baku obat khususnya untuk penanganan Covid-19 sejak bulan lalu. Indonesia kemungkinan tersuplai produk Remdesivir dari India karena kami memiliki komitmen 1,4 juta vial kepada Kementerian Kesehatan. Adapun importasi Remdesivir saat ini dilakukan oleh tujuh industri farmasi di Indonesia.

#4. Beberapa sektor usaha masih jauh dari kondisi sebelum pandemi, seperti usaha kecil, ritel dan restoran, tapi di beberapa daerah sudah lebih baik. PDB AS tumbuh lagi, melonjak dalam tiga kuartal terakhir setelah turun di paruh pertama tahun lalu. Pasar tenaga kerja juga mulai pulih, karena pekerja di sektor jasa yang terpukul keras sudah kembali bekerja. Laba para perusahaan juga telah pulih yang juga berdampak pada pasar saham. Pasar perumahan juga terus menguat.

#5. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, total pendapatan negara pada semester I 2021 mencapai Rp 886,9 triliun. Angka ini sekitar 50,9 persen dari target APBN 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun. Pertumbuhan pendapatan negara 9,1 persen ini dibandingkan tahun lalu yang mengalami kontraksi 9,7 persen. 

Indonesia pasti memiliki harapan untuk kembali bangkit dan mampu mengatasi pandemi. Harapan yang harus diiringi dengan langkah nyata dari Pemerintah dan dukungan rakyat. Tak ada pilihan lain kecuali melewati badai ini bersama-sama. Jangan ada kata mundur dan menyerah.