Sang Penjaga Laut RI, Laksamana Aan Kurnia

Sebagai Prajurit, amanah ini adalah tanggung jawab yang perlu dijalankan dengan optimal.

Sang Penjaga Laut RI, Laksamana Aan Kurnia
Laksamana Madya (Laksdya) Aan Kurnia, Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (dok: net)

MONITORDAY.Presiden Joko Widodo belum lama ini melantik Laksamana Madya (Laksdya) Aan Kurnia sebagai Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) ke-9. Mantan Komandan di tiga Kapal Perang RI (KRI) ini menggantikan Laksdya (Purn) Achmad Taufiqoerrochman. 

Aan kepada monitorday.com, rabu (26/2/2020) menjelaskan tantangan kedepan tentu lebih berat. Namun tugas ini menjadi amanah yang perlu dijalankan. Sebagai Prajurit, dirinya mengaku siap dengan tugas negara terlebih menjaga keamanan Laut Republik Indonesia.

Kiprah Lulusan Akademi TNI AL tahun 1987 terbilang cukup cemerlang. Pria yang dikenal ramah ini sudah menjalani berbagai penugasan sebelumnya, baik di KRI ataupun sebagai staf di TNI AL.

Jendral bintang tiga ini lahir di Dabo, Singkep, Kepulauan Riau 22 Juli 1965 itu mengawali karier militernya sebagai Papit di KRI Ahmad Yani-351 pada tahun 1989. Jabatan itu ia emban selama lima tahun.

Aan telah melalang buana berkarier sebagai perwira di berbagai KRI. Diketahui, Aan sebelumnya menjabat sebagai Ps Padiv SBA di KRI Slamet Riyadi hingga Palaksa KRI Hasan Basri pada tahun 1995. Lalu ia pernah didapuk sebagai Paban Ops Sops Guspurla pada tahun 1997.

Selain itu, pemilik tanda kehormatan Bintang Dharma TNI itu pernah didapuk sebagai Komandan di tiga KRI yang berbeda. Diantaranya Komandan KRI Tjiptadi pada tahun 1999, Komandan KRI Teluk Semangka (2003), dan Komandan KRI Fatahilah (2004).

Seperti kata bijak "rejeki memang sudah diatur Allah SWT", lambat laut karier dan jabatannya terus menanjak. Aan berhasil meraih bintang satu atau Laksamana Pertama saat diangkat sebagai Komandan Lantamal IX Ambon pada tahun 2012.Tak hanya itu, Aaan juga pernah diamanahi menduduki jabatan Kepala Dinas Hidro Oseanografi (Kadishidros). Setahun kemudian,  Aan diangkat sebagai Komandan Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) pada tahun 2013.

Dua tahun berikutnya, pangkat dua bintang atau Laksamana Muda pun diraihnya di pundak Aan saat menjabat sebagai Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) periode 2015-2016.

Dari situ, Aan kemudian ditugaskan menjadi Panglima Komando Armada Wilayah Barat (Pangarmabar) pada 2016-2018. Lalu ia menjabat sebagai Asops Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada tahun 2018.

Jabatan Asops KSAL tak diemban lama, karena pada 2018 itu ia diamanatkan menjadi Komandan Jenderal Akademi TNI hingga 2020 ini.

Kiprah Aan banyak terlihat media tatkala sedang menjabat sebagai Panglima Komando Armada Maritim Barat (Pangarmabar). Aan bersama pasukannya kala itu banyak menangkap kapal-kapal melakukan aktivitas ilegal di wilayah laut Indonesia bagian barat, dari Sabang hingga Cirebon itu.

Selama periode September hingga 16 Oktober 2016 lalu, Koarmabar di bawah pimpinannya telah memeriksa lebih dari 150 kapal karena diduga melakukan aktivitas ilegal.

Prestasi gemilangnya yang menyita perhatian publik kala itu saat Koarmabar berhasil menangkap kapal berbendera Singapura saat membawa 400 ton minyak tanpa memiliki dokumen resmi.

Aan sendiri pernah mengatakan kegiatan ilegal selalu ada di perairan Indonesia. Meskipun pelanggaran lintas negara yang sifatnya besar diklaim telah menurun.