Rektor UT Nilai Bahan Ajar PJJ Saat Ini Belum Penuhi 3 Komponen Penting
Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini lebih pada tataran merespon kedaruratan sehingga pembenahan terus dilakukan. Tiga komponen berikut ini jadi kunci sukses PJJ agar siswa tidak bosan mengikuti kegiatan belajar secara daring.

MONITORDAY.COM - Rektor Universitas Terbuka, Prof, Ojat Darojat M.Bus., Ph.D menilai penerapan Program Jarak Jauh saat ini terjadi kesalahapahaman dan kekeliruan sehingga yang terjadi ini jauh dari konsep PJJ sebenarnya. yang terjadi saat ini adalah contoh pembelajaran darurat.
PJJ saat ini tidak menggunakan bahan ajar yang asinkronus dengan pengembangan learning managemengt system (LMS).
Semestinya, bahan ajar dalam PJJ yang mengacu pada LMS ini juga harus sesuai dengan content expert (CE), IT expert (IE) dan Instructional designer (ID). Ketiga komponen ini sangat penting demi suksesnya penyelenggaraan PJJ dan UT sudah melakukan itu.
"Penerapan PJJ saat ini lebih pada tataran merespon kedaruratan sehingga pembenahan terus dilakukan. Ketiga hal yang saya sebutkan diatas, itu penting karena mereka yang tau bagaimana cara membuat pembelajaran secara online adapatif dengan target siswa yang diajarkan, jangan sampai buat materi ajar yang hanya bisa dipahami oleh bapak/ibu guru atau dosen dan siswa kita gak ngerti apa-apa," ujarnya di diskusi virtual Kopi Pahit dengan tema 75 Tahun Indonesia Merdeka, Pendidikan Mau Dibawa Kemana? Minggu (9/8/2020).
Menurut Prof Ojat, Learning Management System (Sistem Manajemen Pembelajaran) adalah istilah global untuk sistem komputer yang dikembangkan secara khusus untuk mengelola kursus online seiring dengan belum melandainya Covid-19.
LMS, ujar Prof Ojat, bertujuan pada distribusi materi pelajaran dan memungkinkan kolaborasi antara siswa dan guru. LMS akan memungkinkan pada pengelolaan setiap aspek kursus, mulai dari pendaftaran siswa hingga penyimpanan hasil tes, dan juga memungkinkan pada penerimaan tugas secara digital dan tetap berhubungan dengan siswa. Inti dari pengertian LMS merupakan tulang punggung sebagian besar aktivitas e-learning.
PJJ ini juga terletak pada siapa yang diajar dan siapa yang mengajar. supaya komunikasi tetap terjadi, maka harus dijembatani oleh beberapa media.
Penyelenggaraan PJJ juga bertumpu pada sumber bahan ajar utama, terdiri dari belajar yang self-contain dan self-instruction. Tak dipungkiri, bahan ajar yang diterpakan di PJJ saat ini lebih pada siap saji sehingga pembelajaran berlangsung tidak efektif.
Dalam kegiatan belajar secara online, ada yang sifatnya asinkronus dan sinkronus secara real time. Justru yang terjadi saat ini adalah sinkronus.
Dalam menyelenggarakan pembelajaran daring, fasilitator /tutor dapat mengkombinasikan 2 pendekatan berikut:
1. Sinkronus: interaksi pembelajaran antara fasilitator dan siswa dilakukan pada waktu yang bersamaan, menggunakan teknologi video conference atau chatting.
2. Asinkronus: fasilitator dapat menyiapkan materi lebih dulu, dan interaksi pembelajaran dilakukan secara fleksibel dan tidak harus dalam waktu yang sama, misalkan menggunakan forum diskusi atau belajar mandiri/penugasan.
Kedua pendekatan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bagi pengajar/fasilitator, disarankan untuk mengkombinasikan kedua pendekatan pembelajaran ini.
Kelebihan Sinkronus:
1. Interaksi pembelajaran yang segera, sehingga dapat meningkatkan kedekatan antara fasilitator dan siswa atau antar siswa, serta menghindari perasaan terisolasi,
2. Komunikasi langsung yang dapat meminimalisir terjadinya perbedaan pemahaman.
Kekurangan Sinkronus:
1. Membutuhkan fasilitator dan siswa hadir di waktu yang bersamaan, sehingga dapat menyulitkan penjadwalan,
2. Fasilitator dan siswa dapat mengalami kendala jika tidak memiliki akses terhadap jaringan internet yang kuat.
Kelebihan Asinkronus:
1. Fleksibilitas waktu bagi fasilitator dan siswa, sehingga proses belajar mengajar dapat disesuaikan dengan kecepatan dan kondisi masing-masing,
2. Waktu yang lebih fleksibel mendorong mahasiswa dan dosen untuk berpikir lebih mendalam sebelum mengutarakan pendapat melalui forum diskusi, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan kognitif penggunanya.
Kekurangan Asinkronus:
1. Adanya delay dalam interaksi dapat membuat pengguna merasa kurang dekat dengan fasilitator atau sesama siswa.
2. Ada kemungkinan terjadi perbedaan pemahaman materi karena kurangnya interaksi langsung.
Selain Prof Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D, juga hadir pemateri lain yang mengungkapkan pandangan mereka terkait arah pendidikan nasional. Diantaranya: H.M Muchlas Rowi M.M (Founder Monda Media Group), Dr. Lalu Muhammad Iqbal (Dubes Indonesia untuk Turki), Prof. Zainudin Maliki M.Si (Anggota Komisi X dari Fraksi PAN) dan Fernanda Ciandra (Putri Indonesia Intelegensia 2020).