Rehabilitasi Mangrove Diharap Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Rehabilitasi Mangrove Diharap Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Foto/net

MONITORDAY.COM - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan bahwa rehabilitasi mangrove diharapkan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Hal ini dikatakan menteri LHK saat kunjungannya di Pusat Informasi Mangrove (PIM) Delta Mahakam yang berlokasi di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Kunjungan kerja tersebut dalam rangka memastikan kesiapan PIM yang dicalonkan menjadi lokasi pembangunan Persemaian Modern Mangrove Kalimantan Timur.

"Diharapkan kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove dan juga menjadi ekosistem mangrove semakin lestari," kata Siti Nurbaya, dikutip dari siaran persnya, Senin (5/3/2021).

Menteri LHK mengungkapkan, sebagai salah satu langkah untuk percepatan perlindungan dan rehabilitasi mangrove nasional yang menjadi instruksi langsung Presiden Jokowi, maka ketersediaan persemaian mangrove modern dan berkapasitas besar perlu disiapkan.

Persemaian modern mangrove di PIM Delta Mahakam dirancang dengan luas 25 hektare. Kapasitas produksi bibit mangrove dirancang mencapai 10 juta bibit per tahun dengan siklus produksi 2-3 kali per tahun. 

PIM Delta Mahakam yang terletak kurang lebih 1 jam dari Bandara APT Pranoto Samarinda cukup potensial jadi lokasi persemaian modern mangrove karena telah terdapat beberapa infrastruktur terbangun seperti Kantor, mess karyawan, dermaga, aula dan rumah. 

"Dari pembangunan Persemaian Modern Mangrove di PIM Delta Mahakam diperkirakan akan mampu menyerap tenaga kerja setara 10.000 Hari Orang Kerja (HOK) per bulan atau 120.000 HOK per tahun," kata Siti Nurbaya.

Untuk diketahui, Indonesia sendiri memiliki areal mengrove seluas 3,31 juta, namun 19 persen diantaranya ada dalam kondisi rusak dan perlu segera rehabilitasi. 

Pemerintah telah menargetkan luasan rehabilitasi mangrove seluas 483 ribu ha yang mulai dikerjakan tahun 2021 -2024 di sembilan provinsi prioritas, yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.

Rehabilitasi mangrove di Provinsi Kalimantan Timur ditargetkan seluas 27.244 hektare dengan periode waktu selama 4 tahun, yaitu tahun 2021-2024. Rincian rehabilitasinya adalah tahun 2021 seluas 6.634 hektare, tahun 2022 seluas 6.870 hektare, tahun 2023 seluas 6.870 hektare, dan tahun 2024 seluas 6.870 hektare.