Rakornas Kadin Tahun Ini Gunakan Paradigma Baru

Pada Rakornas kali ini dimulai dengan mendiskusikan masalah yang terdiri  dari 14 kluster dengan menteri terkait.

Rakornas Kadin Tahun Ini Gunakan Paradigma Baru
Rakornas Kadin Indoensia.

MONDAYREVIEW.COM -  Ada paradigma baru dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2017 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa malam (3/10).

Dalam acara Rakornas sebelumnya, biasanya, Presiden hanya datang memberikan arahan dalam sambutan pembukaan dan lalu menyampaikan sambutan penutupan. Namun kali ini beda, sebab dimulai dengan mendiskusikan masalah yang terdiri  dari 14 kluster dengan menteri terkait. Dalam kesempatan inilah, enam Wakil Ketua Umum Kadin juga bisa menyampaikan persoalan secara langsung kepada pemerintah. 

Keenam Wakil Ketua Umum Kadin itu adalah Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi Sumber Daya Mineral, Batubara dan Kelistrikan Garibaldi Tohir; Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan  Franky O. Widjaja;  Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik Raden Pardede; Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani; Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pendidikan dan Kesehatan James T. Riyadi; dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto.

Demikian disampaikan Ketua Pelaksana Rakornas yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN, Maruarar Sirait. Maruarar pun  sangat senang dengan kehadiran pengurus KADIN dari 34 provinsi, serta ratusan pengurus dari kabupaten/kota. Ia juga senang dengan kehadiran Presiden Joko Widodo di tengah kesibukannya yang luar biasa. "Presiden Jokowi sudah lama tidak hadir di acara KADIN. Kini hadir di tengah kesibukannya yang luar biasa. Bahkan Pak Jokowi bersedia meluangkan waktu untuk mendetailakan masalah dan solusinya baik dari sisi aturan, kebijakan, anggaran atau juga pelaksanaanya," ungkap Maruarar.

Maruarar pun mengapresiasi kinerja pemerintahan Jokowi-JK sehingga pertumbuhan ekonomi naik pun demikian dengan aktivitas ekonomi sebabagaimana terkonfirmasi dengan kenaikan PPN. Saat ini juga ada pergeseran dari transaksi offline ke online yang harus diantisipasi.