Punya Janggut Lebat, Ilmuwan Kelas Dunia Asal Indonesia Ini Bukan Teroris

MONITORDAY.COM - Jika seorang muslim berjenggot dikatakan bodoh, makin panjang jenggotnya makin bodoh, maka argumen dangkal itu sangat mudah dipatahkan dengan sosok berikut ini.
Sang tokoh berjenggot yang jenius ini sekarang menjadi buruan para konglomerat dunia bisnis perminyakan dan berbagai universitas kelas dunia pun tak ketinggalan mengincarnya supaya bisa hadir di kampusnya untuk memberikan kuliah umum.
Termasuk media elektronik juga berlomba-lomba mengundangnya sbg nara sumber untuk acara Talk Show.
Dialah Dr. Yogi Ahmad Erlangga, pria asal Tasikmalaya ini berhasil memecahkan rumus matematika Persamaan Helmholtz yang membelenggu para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi yg selama 30 tahun tak seorang pun mampu memecahkannya.
‘’Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz ini karena memang sangat sulit dan rumit,’’ kata sarjana yang lulus cum laude S1 dan S2 di ITB ini.
Ketika dia melanjutkan S3 nya di Belanda, dosen penerbangan dari ITB ini, tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang minta bantuan DUT Delft University of Technology untuk memecahkan rumus Helmholtz.
Setelah mengadakan riset dengan menghabiskan dana sekitar 6 milyar yang dibiayai Shell, berkat kejeniusan yang dianugrahkan Allah swt. akhirnya rumus itu mampu beliau pecahkan, yang mencengangkan dunia iptek, dan mendapat ucapan selamat dari universitas di Eropa, Israel dan USA.
Berdasarkan hasil temuannya ini membuat banyak perusahaan minyak dunia sangat senang dan meminta bantuannya.
Pasalnya, dengan rumus itu mereka dapat 100 kali lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi melalui gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dari perut bumi dengan akurasi yang sangat tinggi.
Andai saja Dr. Yogi mau mematenkan hasil temuannya, mungkin ia akan mendapat uang yang sangat besar.
Tapi ilmuan muda ini menolaknya termasuk menamakan termuannya itu dengan ERLANGGA EQUATION.
Mematenkan temuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahun selanjutnya. Thesis S3 yang disusun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delf, terpilih sebagai thesis terbaik di Belanda oleh MNC
“Saya ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu hak manusia.
Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source ” kata Yogi merendah
Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blue ray disc (keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi pada laser.Serta ilmu lainnya yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik.
Buku mengenai persamaan Helmholtz yang dibuatnya saat masih di Belanda pun, laris manis dalam waktu singkat.
‘’Tinggal satu (buku) dan saya tak punya fotokopinya lagi,’’
Khusus untuk ITB, sambung pria kalem kelahiran Tasikmalaya 8 Oktober 1974, obsesinya adalah ingin ITB bisa lebih besar lagi.
Minimal, ITB menjadi perguruan tinggi terbesar dan berpengaruh di Asia. Karena, kalau hanya terbesar di Indonesia saja, sejak dulu juga sudah begitu.
Serta Ingin melihat bangsa Indonesia maju dan dihormati oleh bangsa lain.
‘’Saya pun masih memiliki obsesi pribadi. Keinginan saya adalah ingin melakukan penelitian tentang pesawat terbang yang menjadi spesialisasinya Aeronotika dan Astronotika, perminyakan, dan biomekanik,’’ kata pemenang penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce itu yang punya kebiasaan shalat lima waktu di masjid.
Dr. Yogi, sempat menjadi Dosen di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi. Beliau ini mendapat julukan Habibie Muda karena penemuannya yang spektakuler di bidang matematika.
Kehadiran Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang bersedia berkarya di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi juga merupakan kebanggan tersendiri bagi Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi.
Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak hingga mendapat julukan Mr. Crack.
Banyak industri penerbangan di berbagai negara memakai rumus penemuan Habibie tersebut, termasuk NASA di Amerika, kini, Dr. Yogi Ahmad Erlangga meneruskan kehebatan Habibie dengan menemukan dan memecahkan rumus persamaan HELMHOLTZ.
Sekarang Dr. Yogi menjadi asisten profesor di (Nazarbayev University, Kazakhstan).
Dr. lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 8 Oktober 1974. Pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas dia habiskan di kota kelahiran. Kemudian untuk melanjutkan di perguruan tinggi dia masuk di ITB dengan mengambil jurusan Teknik Penerbangan. Pasca lulus dari ITB pada tahun 1998,
Dr. Yogi muda melanjutkan pendidikan magister di Delft University of Technology (DUT), Belanda dengan mengambil jurusan Matematika Terapan. Ini dipilih oleh Yogi sebagai bentuk kecintaanya terhadap dunia matematika.