PSI: Prabowo-Sandi Pelaku Ekonomi Kebodohan Sebenarnya

Pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang menyebut bahwa pemerintahan saat ini sedang menjalankan praktik ekonomi kebodohan alias the economics of stupidity, mendapatkan kritik tajam dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

PSI: Prabowo-Sandi Pelaku Ekonomi Kebodohan Sebenarnya
Pasangan Capres Cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno/net.

MONITORDAY.COM - Pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang menyebut bahwa pemerintahan saat ini sedang menjalankan praktik ekonomi kebodohan alias the economics of stupidity, mendapatkan kritik tajam dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Juru bicara PSI bidang Ekonomi, Industri, dan Bisnis, Rizal Calvary Marimbo mengatakan bahwa kritik tersebut sebenarnya menampar muka sendiri. Ia mengatakan, justru mereka (Prabowo-Sandi) yang telah melakukan ekonomi kebodohan.

Hal ini dikarenakan Prabowo mengatakan bahwa pemerintah telah membebaskan asing untuk menguasai sumber daya yang melimpah di Indonesia, serta menganggap lebih banyak sumber daya yang dikuasai asing ketimbang oleh anak bangsa sendiri.

"Coba ditelisik saja bisnis dari keduanya. Keduanya kan berbisnis dari masuknya dana-dana asing. Semacam makelar. Singkat kata sebagai perantara atau makelar bagi investor asing," kata Rizal seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/10).

Rizal mengungkapkan, bahwa keluarga Prabowo dekat dengan bos-bos penguasa tambang dunia baik dari Rusia seperti Oleg Deripaska dan Reuben Brothers, investor Yahudi global asal London dan Robert Friedland. Selain itu, bisnis Prabowo Subianto disebut-sebut terkait dengan keluarga Rothschild dilakukan melalui adiknya Hashim Djojohadikusumo.

"Dari Robert Friedland penguasa tambang emas dan tembaga raksasa di kawasan Mongolia ini Hashim berkenalan kepada Nat Rothschild. Dari sinilah keluarga Prabowo dikait-kaitkan dengan upaya Nat Rothschild untuk menguasai tambang-tambang di Indonesia," paparnya.

Selain itu, kata Rizal, Cawapresnya Sandiaga Uno, sebagai seorang pengusaha juga tidak terlepas dari kerjasama dengan asing, dan juga dimungkinkan sebagai perpanjangan tangan dari asing untuk menguasai sumber daya di dalam negeri. Ia meyakini ada aliran dana asing yang masuk ke perusahaan milik mantan wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

"Jadi siapa yang sebenarnya yang mempraktikan ekonomi kebodohan. Siapa sebenarnya yang menjadi perpanjangan tangan asing," tegasnya.

Seperti diketahui, Prabowo Subianto mengatakan bahwa pelaksanaan sistem ekonomi di Indonesia saat ini merupakan ekonomi kebodohan dalam pidatonya dihadapan masa LDII. menurut dia, sistem ekonomi yang berjalan sudah lebih parah dari paham neoliberalisme yang dianut oleh Amerika Serikat.

"Ini menurut saya bukan ekonomi neoliberal lagi. Ini lebih parah dari neolib. Harus ada istilah, ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," ujar Prabowo.

Menurut dia, tiga indikator yang menjadi alasan dirinya menyebut ekonomi kebodohan. Pertama soal hutang pemerintah yang semakin membengkak, kemudian soal sumber daya ekonomi yang dikuasai asing, dan ketiga soal ketimpangan dan kesenjangan ditengah masayarakat yang semakin kentara di permukaan.