Prof Rokhmin Dorong Perguruan Tinggi Lahirkan Wirausaha Baru

Prof Rokhmin Dorong Perguruan Tinggi Lahirkan Wirausaha Baru
Penasehat Menteri KKP, Prof Rokhmin Dahuri (Foto: Monitorday.com)

MONITORDAY.COM - Pandemi yang belum mereda tidak menjadi penghalang bagi insan Muhammadiyah dan Anak Bangsa menghadirkan kegiatan produktif. Kuliah umum yang diinisiasi oleh Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) adalah ikhtiar yang mencerahkan dan berkemajuan karena memiliki manfaat besar terhadap kepentingan umat.

Hal ini disampaikan oleh Penasehat Menteri KKP, Prof Rokhmin Dahuri yang juga Sesupuh UMC, saat memberikan kuliah umum dengan tajuk Mewujudkan Indonesia Maju, Adil-Makmur, Dan Berdaulat Melalui Pembangunan Kewirausahaan Berbasis Inovasi dan Imtaq di di Convention Hall UMC Jl Watu Belah Sumber Cirebon Jawa Barat, Kamis (8/4/2021). 

Prof Rokhmin mengatakan, Indonesia di tengah kondisi sulit saat ini terus berupaya mewujudkan cita-cita luhur guna menjadi negara maju, adil-makmur dan berdaulat dalam setiap hal, termasuk di bidang entrepreneurship (kewirausahaan). 

Karenanya, Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) memiliki peran penting dan strategis dalam melahirkan wirausaha baru. 

Mengutip pernyataan dari McClelland (1986) yang melakukan penelitian di 100 negara menyebutkan bahwa salah satu syarat bangsa dan negara itu maju dan makmur, jikalau jumlah entreprenurs (wirusaha) mencapai 7% dari jumlah penduduknya. Sementara di Indonesia, baru 3 %. 

Prof Rokhmin membeberkan data menarik perihal rasio kewirausahaan Indonesia yang masih berada di bawah Singapura yang sudah mencapai 8,76 persen, Malaysia sebesar 4,74 persen, dan Thailand sebesar 4,26 persen. Untuk itu, perlu dukungan semua pihak agar rasio kewirausahaan tersebut meningkat. 

Namun, Prof Rokhmin terlebih dahulu mengungkapkan 3 kendala utama minimnya jumlah wirausaha di Indonesia. Berangkat dari problematika ini, diharapkan ada langkah strategis untuk memetakan solusi konkrit dan melahirkan program kewirusahaan yang sustainable.

Sistem pendidikan masih teoritis

Prof Rokhmin mengaku prihatin dengan sistem mekanisme pendidikan selama ini yang cendrung teoritis dan jauh dari best practice.  Imbasnya, peserta didik kurang termotivasi dan tidak memiliki rasa percaya diri untuk menunjukan kapasitasnya. 

Kebijakan kurang kondusif

Selanjutnya menurut Prof Rokhmin, regulasi pemangku kebijakan kurang kondusif. Misalnya, kemudahan investasi yang tak kalah rumitnya.

Akibatnya, Presiden Jokowi mendorong UU Ciptaker untuk memudahkan investasi dan kemudah berbisnis bagi pelaku usaha.

Semangat UU Ciptaker, kata Prof Rokhmin,  adalah untuk memberi peluang bagi publik secara luas terlibat dalam kegiatan ekonomi, maka ruh utama UU ini adalah mempermudah perizinan usaha.

Social value

Kemudian Social value, orang tua telah membangun persepsi bahwa setelah kuliah harus bekerja. Bahkan ada yang merasa malu,  jika sang anak tidak bekerja justru membangun wirausaha. 

Hal inilah yang membuat mereka sulit untuk mau dan mulai berwirausaha dengan alasan mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri, dan faktor yang tidak kalah pentingnya adalah tidak ada atau sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha, dan mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri.

Inkubator Bisnis

Perguruan Tinggi, saran Prof Rokhmin, sudah saatnya menjadi Inkubator Bisnis guna mencetak wirausaha baru di Indonesia.

Pendekatan inkubasi sangat penting supaya anak muda dapat dilatih dari awal. Sekaligus mendapatkan bimbingan serta wawasan demi menjadi wirausaha termasuk merumuskan bisnis plan. 

Oleh sebab itu, mereka perlu disiapkan menjadi pengusaha dan dibantu agar bisa dengan mudah mengakses skema pembiayaan, pasar, dan digitalisasi. Khususnya kredit perbankan yang terbilang masih cukup rendah. 

Prof Rokhmin sendiri yakin akan banyak wirausaha muda yang berbasis digital dan para kreator UKM yang lahir di masa depan.