Prof Ojat: Ikhtiar UT Cerdaskan Anak Bangsa, Mulai Pembelajaran Jaringan Hingga Vaksinasi

MONITORDAY.COM - Rektor Universitas Terbuka (UT), Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D, mengatakan pandemi yang sudah melanda lebih dari 1 tahun lamanya membuat UT terus berikhtiar, mulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran jarak jauh yang compatible hingga melakukan vasinasi massal.
Upaya UT ini sejalan dengan semangat Pemerintahan Jokowi yang menekankan pada tindakan nyata dan kontributif, khususnya penagangan pandemi covid-19 saat ini. Oleh sebab itu, gotong royong sangatlah dibutuhkan.
Untuk itu, Keluarga Besar UT menyelenggarakan program vaksinasi masal dengan menggandeng Ikatan Alumni UT (IKA UT), Civitas Akademika UT Jakarta, Ikatan Alumni UI (ILUNI), Arvi, Bakti Kominfo, Media Group yang dipersembahkan untuk mahasiswa UT, mitra UT, Alumni dan Keluarga Besar UT Jakarta serta masyarakat umum dengan menggunakan vaksin sinovac.
kegiatan dengan tema Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko S.Ip
" Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi kepada Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, Direktur UT Jakarta, Ir Edward Zubir dan seluruh pihak yang tak dapat saya sebut satu per satu. Kebersamaan kita semua adalah bukti dari kepedulian sesama anak bangsa untuk menghadapi pandemi Covid-19. Vaksinasi adalah solusi tepat untuk membentuk herd immunity dan sepakat dengan pernyataan Pak Jenderal Moeldoko untuk jangan hanya diskusi tapi tunjukan aksi nyata. Alhamdulillah, giat kita hari ini adalah bagian dari ikhtiar bersama," ucap Prof Ojat pada program Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat bersama Universitas Terbuka Jakarta dan IKA UT di The Media Hotel Jakarta, Senin (9/8/2021).
Dalam konteks Perguruan Tinggi, ungkap Prof Ojat, UT telah berkontribusi sangat besar di masa pandemi ini. Misalnya, UT berikhtiar untuk tidak terjadinya learning loss.
" learning loss adalah situasi dimana peserta kehilangan pengetahuan dan ketrampilan baik umum dan khusus secara akademis karena ketidakberlangsungnya pendidikan. Boleh dikata, UT jauh lebih awal berikhtiar dengan pengalamannya lebih dari 37 tahun telah terbiasa dengan pembelajaran jaringan," ungkap Prof Ojat.
Prof Ojat menelaah lebih dalam soal pandemi ini dengan menyoroti banyaknya pelajar dari SD hingga mahasiswa di Perguruan Tinggi mengalami beban yang sangat berat karena tidak bisa melakukan studi tatap muka, maka kegiatan belajar mengajar berbasis jaringan menjadi solusi strategis di masa pandemi ini.
Dengan pengalaman berpuluh tahun lamanya, UT telah mengelola pembelajaran jarak jauh dengan menyediakan bahan ajar digital yang dikembangkan oleh conten expert, dan bisa diakses oleh seluruh mahasiswa UT di Indonesia bahkan di luar negeri.
Disamping memberikan bantuan edukasi kepada para dosen agar mereka memiliki pehamaman dan pengetahuan tentang online pedagogy, UT juga menjadi bagian dari konsorsium Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute)
Prof. Ojat selaku ketua konsorsium ICE Institute menyampaikan bahwa ICE Institute sebagai sebuah program strategis pemerintah untuk melakukan pemerataan pendidikan tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Saat ini pengembangan ICE Institute dilakukan bersama-sama dengan 14 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, dimana penyelenggaraannya dilaksanakan di bawah koordinasi Universitas Terbuka. Sudah ada 120 mata kuliah daring yang akan segera diintegrasikan kedalam ICE Institute, dan kita juga menggandeng mitra-mitra perguruan tinggi dari luar negeri, seperti Harvard University. Kolaborasi ini dilakukan ICE Institute untuk mewujudkan tujuan mulianya, yaitu menyelenggarakan pendidikan inklusif untuk semua, yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari desa sampai perkotaan,”ujar Prof Ojat.
Prof Ojat juga menjelaskan bahwa ICE Institute menjadi market place pembelajaran daring bersertifikat teregistrasi pertama dari perguruan tinggi dalam negeri sehingga mahasiswa yang mengambil mata kuliah di ICE Institute berhak mengonversikan nilai tersebut dalam SKS (satuan kredit semester) mereka.
"Menghadapi pandemi. ICE Institute menjadi jawaban dari Transformasi teknologi yang sangat pesat ," terang Prof Ojat.
Di akhir sambutannya, Prof Ojat kembali mengajak seluruh peserta untuk menelisik pandemi ini sebijak mungkin, yakni jalani protokol kesehatan juga mampu beradaptasi dengan perubahan, khususnya kegiatan belajar mengajar berbasis jaringan. Dengan cara itu, negeri ini kembali bangkit.
"Kita harus bangkit dari situasi ini, tidak perlu banyak diskusi yang ujung-ujungnya saling menyalahkan. Bangsa ini butuh aksi nyata, jika kebijakan PPKM ini dinilai banyak dinamika maka mohon bersabarlah. Pemerintah pun memiliki tujuan baik agar pemulihan kesehatan juga bisa diikuti dengan ekonomi. Apalagi Pak Moeldoko sudah sebutkan bahwa PPKM terbukti ampu mengurangi lajunya angka positif Covid-19. Yakinlah, badai pasti berlalu," tutup Prof Ojat.