Produk Pegadaian dan Pemberdayaan Ultra Mikro

MONITORDAY.COM - Pandemi memberi tekanan ekonomi bagi para pelaku usaha di tingkat bawah. Hal yang teramat berat harus dijalani sebagian rakyat Indonesia agar dapat survive di tengah masalah kesehatan dan ekonomi. Ketika membutuhkan dana Pegadaian menjadi salah satu pilihan bagi banyak orang yang unbankable.
Langkah signifikan disiapkan oleh PT Pegadaian (Persero). BUMN ini menyalurkan dana oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP) untuk pelaku usaha Ultra Mikro (Umi) sebesar Rp1,5 triliun. Hal ini guna mendukung pengusaha Ultra Mikro naik kelas dan mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Kesepakatan telah diteken. Penandatanganan kontrak kinerja yang dilakuan secara virtual antara Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, dengan Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah, yang disaksikan langsung oleh Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Andin Hadiyanto, Kamis (25/2/2021).
PT Pegadaian menerima dengan baik kepercayaan dari Pusat Investasi Pemerintah dalam penyaluran dana Umi sebesar Rp 1,5 triliun untuk 354 ribu pelaku usaha Ultra Mikro tahun 2021. Ini artinya kepercayaan pemerintah semakin meningkat. Demikian kata Kuswiyoto dalam keterangannya, Kamis (25/2/2021).
Tahun 2020 lalu, Pegadaian telah menyalurkan dana Umi sebesar Rp 1.038 triliun untuk 219 ribu nasabah. Dan manajemen BUMN tersebut optimis kinerja persero tahun ini akan tumbuh signifikan.
Optimisme itu bukan tanpa alasan mengingat inovasi dan kerjasama yang dikembangkan pihaknya dengan berbagai mitra. Salah satunya dengan LinkAja. Platform pembayaran dan dompet digital pelat merah besutan PT Fintek Karya Nusantara ini resmi mengakomodasi transaksi beragam layanan PT Pegadaian (Persero). Direktur Marketing LinkAja Edward Kilian Suwignyo menjelaskan bahwa kerja sama antarBUMN ini membuahkan tiga fitur Pegadaian dalam platform LinkAja, yaitu tabungan emas, pinjaman, dan pembayaran cicilan produk gadai.
"LinkAja menyadari bahwa inklusi keuangan tidak bisa berhenti hanya lewat fitur pembayaran, tapi fase berikutnya. Di mana akses keuangan yang kredibel seperti pinjaman dan investasi juga bisa terakomodasi," ujarnya, Rabu (24/2/2021).
Sepanjang tahun 2020, Pegadaian mencatatkan kinerja positif. Hal ini terlihat dari meningkatnya pendapatan usaha sebesar 24,27% dari tahun 2019 sebesar Rp 17,67 triliun menjadi Rp 21,96 triliun.
Sementara itu dari sisi Aset naik 9,40% dari tahun 2019 sebesar Rp 65,32 triliun menjadi Rp 71,47 triliun di tahun 2020. Lalu jumlah nasabah juga meningkat sebesar 22,15% dari 13,86 juta orang menjadi 16,93 juta orang.
Sementara dari omset pembiayaan yang disalurkan terdapat peningkatan 13,34% dari tahun 2019 sebesar Rp 145,63 triliun menjadi Rp 165,06 triliun pada tahun 2020.