Potensi Kerjasama Indonesia-Jerman Sangat Strategis

Potensi Kerjasama Indonesia-Jerman Sangat Strategis
Wakil Dubes RI untuk Jerman Yul Edison/ ist

MONITORDAY.COM - Indonesia tahun depan akan menjadi ketua G20 dan Jerman akan menjadi ketua G7. Tentu ini akan menjadi kesempatan bagi kedua negara untuk semakin membuka dan mempererat kerjasamanya bagi kepentingan bersama. Namun demikian Jerman akan menghadapi Pemilu dan akan memilih kanselir baru. Arah politik Jerman akan semakin hijau dan pro-lingkungan dan hal tersebut membutuhkan respon dan antisipasi dari mitra-mitranya termasuk Indonesia. 

Hubungan Indonesia dengan Jerman sangat strategis. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Presiden Ketiga Indonesia BJ Habibie adalah alumni pendidikan tinggi di Jerman. Dan memang diakui dunia bahwa kualitas pendidikan di Jerman sangat maju terutama di bidang vokasi. Hal inilah yang semestinya diketahui oleh masyarakat Indonesia khususnya para pelajar dan mahasiswa hingga tak berhenti bercita-cita termasuk untuk menimba ilmu di Jerman.  

Hal ini terungkap dalam Diskusi Kopi Pahit bersama Wakil Duta Besar RI untuk Jerman Yul Edison pada 19/9/2021. Dalam perbincangan hangat tersebut banyak hal penting terkait pendidikan dan ekonomi antar kedua negara.  

Wakil Dubes asal Ranah Minang itu mengungkapkan bahwa pada suatu masa pernah ada 27.000 mahasiswa Indonesia. Saat ini ada 8.000 mahasiswa Indonesia di Jerman. Mungkin mahasiswa Indonesia lebih memilih belajar di negara yang berbahasa Inggris. Sementara jumlah mahasiswa Tiongkok di Jerman sekarang hingga 30.000 orang 

Dengan program LPDP diharapkan semakin banyak mahasiswa Indonesia yang berkesempatan menimba ilmu di Jerman. Jika ini terwujud maka semakin terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas SDM untuk bekal memenangkan persaingan global. 

Yul Edison yang juga alumni Hubungan Internasional UNPAD itu juga menegaskan bahwa di bidang ekonomi Jerman adalah produsen produk-produk berbasis teknologi termasuk otomotif. Terkait pertanyaan tentang kelangkaan produk otomotif dan suku cadang mobil Jerman di Indonesia, Yul memberikan ilustrasi bahwa suku cadang otomotif Jerman sebagian besar diproduksi di negara lain. Produk Jerman terkenal dengan kualitas dan presisinya. Sehingga dalam kerjasama dagang masalah kualitas produk dan ketepatan waktu dalam produksi dan pengiriman sangat penting. 

Potensi ekspor Indonesia ke Jerman masih terbuka lebar. Indonesia masih di urutan ke 6 di ASEAN sebagai negara pengekspor produk ke negara maju tersebut. KBRI menyewa PWC untuk identifikasi 10 produk yang paling diminati di Jerman. Dan nomor satu adalah produk kimia. 

Salah satu peluang itu adalah Pameran Hannover yang merupakan eksibisi terbesar di Eropa. Sementara itu Indonesia kurang berani ikut pameran-pameran berskala internasional. Di masa pandemi ini tentu agenda pameran untuk sementara digeser ke platform daring.  

Indonesia juga mendapat tekanan berat dalam ekspor komoditas strategis kelapa sawit karena isu lingkungan. Indonesia tentu terus berusaha membangun diplomasi untuk mengantisipasi kendala tersebut.  Meminjam istilah  Dubes Arief Havas, hujan gerimis tidak merata, upaya yang dilakukan selama ini masih cenderung sporadis. Indonesia tetap memperjuangkan tekanan atas ekspor kelapa sawit Indonesia ke Eropa. Dubes dan KBRI terus  menyampaikan ke anggota parlemen Uni Eropa yang berasal dari Jerman. Meski Uni Eropa bukanlah pasar terbesar ekspor Indonesia.