Platform E-Learning UMC, Wujud Semangat Pahlawan Masa Pandemi
UMC menyikapi adanya pandemi dengan meluncurkan e-learningnya yang terintegrasi dengan pembelajaran yang mengarah kepada kegiatan mahasiswa.

MONITORDAY.COM - Pendekatan Program Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) kini dikembangkan oleh seluruh Perguruan Tinggi di masa Pandemi Covid-19. Harapannya, pendekatan ini menghasilkan flexible learning yang menjadi ruh tatanan pendidikan di masa depan.
Hal ini dikatakan oleh Widia Nur Jannah, Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah (UMC) yang mencontohkan pembelajaran di kampusnya mengalami pergeseran dari yang normalnya secara tatap muka, kini menjadi tatap virtual dengan pendekatan SPADA.
" SPADA adalah implementasi Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, dan Permendikbud Nomor 109 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada Perguruan Tinggi, Platform E-Learning UMC yang dikembangkan diyakini menjajawab tantangan belajar masa pandemi ini, " ucap Widia kepada Monitorday.com, Selasa (10/11/2020).
SPADA yang dikembangkan UMC adalah wujud dari Hybrid Method dengan menggunakan e-learning. Terkait dengan itu, platform digital learning ini adalah bentuk dari semangat kepahlawanan yang kian menggelora di satu-satunya Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Kabupaten Cirebon ini.
E-Learning UMC sudah diterapkan sejak kebijakan Work From Home pertama kalinya diumumkan oleh Pemerintah.
UMC cepat dan tanggap meluncurkan e-learningnya yang terintegrasi dengan pembelajaran yang mengarah kepada kegiatan mahasiswa untuk menggambarkan cara mempresentasikan dan memformulasikan suatu topik dalam mata pelajaran tertentu yang mudah dipahami oleh orang lain.
Materi pembelajaran melalui e-learning disajikan berbeda dengan pembelajaran tatap muka dan luring.
Di sinilah peran dosen untuk kreatif menyuguhkan materi-materi melalui PJJ dengan e-learning agar mahasiswa memiliki pemikiran kreatif dan kritis.
Adanya PJJ, dosen perlu memiliki banyak kemampuan, bukan hanya memiliki keterampilan teknologi dasar (seperti menggunakan komputer dan tersambung ke internet), tetapi juga pengetahuan untuk menggunakan perangkat rekaman dan perangkat lunaknya, serta metode untuk menyampaikan pelajaran tanpa interaksi tatap muka.
Widia pun mengutip pernyataan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Aris Junaidi yang mengatakan, masih banyak dosen belum memahami cara menyiapkan materi ketika PJJ metode daring berlangsung.
Ada pula dosen yang masih memindahkan pembelajaran mata kuliah dari luring ke daring sehingga malah menyebabkan mahasiswa memperoleh banyak tugas.
Dosen harus paham cara memberikan penugasan, penilaian, dan berinteraksi dengan mahasiswa selama PJJ metode daring.
Meskipun pembelajaran e-learning diterapkan masih mengarah kepada pembelajaran tatap muka dan belum sepenuhnya daring, namun ijtihad UMC dipandang sebagai lompatan yang berkemajuan.