Pilihan Berwirausaha Ciptakan Lapangan Kerja

Berwirausaha menjadi pilihan. Termasuk di sektor informal. Orang semakin sadar bahwa ‘gengsi kerja kantoran’ sudah luntur. Banyak usaha rintisan dan usaha yang selama ini dipandang sebelah mata ternyata lebih menjanjikan. Apalagi di era digital saat kantor fisik tak lagi dimaknai sebagai simbol prestise.

Pilihan Berwirausaha Ciptakan Lapangan Kerja
ilustrasi/ net

MONITORDAY.COM - Data pengangguran sudah mencapai 1,65 juta. Prediksinya bisa sampai 9,3 juta orang yang tidak mendapatkan atau kehilangan pekerjaannya. Angka kemiskinan pun akan kembali naik. Pertumbuhan ekonominya yang lambat berakibat rendahnya lapangan kerja baru. Bahkan gelombang PHK dapat terus berlangsung.

Daripada menunggu lowongan kerja lebih baik menciptakan peluang pekerjaan. Rakyat tetap perlu makan dan memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Orang perlu mendapat penghasilan untuk membeli kebutuhan tersebut. Pinjaman dan bantuan pun tak ayal diperlukan untuk menutupi ketiadaan penghasilan saat wabah melanda dan ekonomi lesu.

Berwirausaha menjadi pilihan. Termasuk di sektor informal. Orang semakin sadar bahwa ‘gengsi kerja kantoran’ sudah luntur. Banyak usaha rintisan dan usaha yang selama ini dipandang sebelah mata ternyata lebih menjanjikan. Apalagi di era digital saat kantor fisik tak lagi dimaknai sebagai simbol prestise.

Darimana memulai usaha. Dari tekad yang kuat dan percaya diri. Jatuh bangun itu biasa dan akan menjadi bagian dari tangga sukses di kemudian hari. Yang penting berani memulai. Tentu dengan perhitungan matang dan terukur. Risiko tetap harus dikendalikan.

Ada beberapa pokok pikiran yang dirangkum Redaksi Monitorday bagi para pencari kerja untuk berani mencoba banting stir menjadi wirausahawan.

Yang pertama, lihat kebutuhan orang di sekitar kita. Pada dasarnya bisnis yang kokoh dimulai dari kemampuan melihat kebutuhan orang. Kita hadir untuk membantu konsumen. Misalkan kebutuhan sembako. Walaupun sudah ada penyedia sembako mungkin peluangnya di pengantaran. Dengan jumlah penduduk yang besar maka jualan apa saja sebenarnya ada peluangnya. Apalagi kebutuhan dasar.

Kedua, darimana kita bisa dapat barang atau jasa. Sekarang kita terbantu dengan teknologi informasi.Dengan gawwai kita informasi awal bisa kita dapatkan. Tinggal  kita tindaklanjuti. Bagaimana ketersediaan dan kualitasnya.  

Ketiga, jadi reseller dan dropshiper bisa menjadi awal belajar menjual. Menjualkan barang orang sudah dilakukan sejak zaman dulu. Sekarang ada istilah kerennya. Hingga kini pun masih ada sebagian penjaja yang rela berpeluh berkeliling dari pintu ke pintu untuk menawarkan barang atau jasa. Masih banyak juga yang hidup sebagai makelar untuk menghubungkan penjual dan pembeli.

Keempat, asah kemampuan negosiasi. Pada dasarnya pengusaha mecari untung atau margin. Selisih harga jual dan harga beli dalam dagang tetap menjadi ‘ruh’ agar pedagang dapat mencetak laba. Plus efisiensi dalam seluruh rangkaian proses bisnis. Dengan efisiensi tercipta daya saing. Bisnisnya kompetitif. Barang bagus harga murah.  

Kelima, gunakan marketplace yang ada. Orang semakin menyadari pentingnya kolaborasi. Pasar daring yang memberi kesempatan para pelapak semakin luas membuka peluang orang untuk berusaha. Siapapun bisa menjual apapun, kira-kira begitulah sederhananya. Bisa juga menggabungkan lapak daring dan luring. Lapak luring memungkinkan konsumen terdekat dapat segera dilayani tanpa beban ongkos kirim.

Keenam, tanpa henti berinovasi. Yang selama ini sudah punya bisnis dan kehilangan omset karena imas wabah virus corona dapat berinovasi agar pelanggan tetap terlayani. Inovasi paada produk misalnya pada usaha konveksi beralih membuat gaun hazmat, masker, dan sejenisnya.

Kelima, pelajari dan terapkan ilmu branding. Banyak lapisan pembeli yang mengutamakan brand. Harga tak jadi soal. Pendek kata branding itu penting. Mewakili kepercayaan konsumen. Bahkan mewakili perasaan gengsi dan perasaan konsumen.