Pertamina Raih Laba 14 Triliun pada 2020, DPR: Perlu Ditiru BUMN Lain

MONITORDAY.COM - PT Pertamina (Persero) perlu menjadi contoh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, sebab PT Pertamina mampu meraih laba sekitar satu miliar dolar AS atau Rp14 triliun pada 2020.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Mahfudz Abdurrahman dalam rilisnya yang diterima redaksi di Jakarta, Senin (8/2/210).
Mahfudz pun mengapresiasi jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina sebagai BUMN energi mampu memberikan harapan bagi negeri ini.
"Kita tentu bergembira hati dan bersuka cita atas sangat baiknya laporan kinerja Pertamina pada tahun 2020, perolehan laba luar biasa," katanya.
Selain hanya nominalnya yang sangat besar, ujar Mahfudz, namun yang lebih penting, perolehan laba didapat pada saat kondisi perekonomian berada dalam kondisi berat.
"Pandemi COVID-19 yang sudah hampir satu tahun kita hadapi dan sepertinya belum ada tanda-tanda akan berakhir, sangat berat kita rasakan, di semua bidang dan di seluruh dunia, termasuk Indonesia," jelasnya.
Disisi lain, Mahfudz menilai perusahaan plat merah salah satu penyokong penting dalam perekonomian, terkena imbas yang lumayan berat.
Hal tersebut bisa dilihat dari laporan kinerja BUMN, dengan semua sektor mengalami penurunan laba yang signifikan dan bahkan ada yang merugi.
"Padahal, dari BUMN-lah kita mengharapkan dividen, sebagai salah satu sumber pendapatan pada APBN kita. Tak terkecuali Pertamina, mengalami hambatan dan tantangan berat. Namun, ternyata (Pertamina) mampu meraih laba signifikan, ini tentu hasil dari komitmen dan kemampuan jajaran Komisaris dan Direksi Pertamina yang mumpuni, mereka mampu menciptakan dan memanfaatkan peluang di tengah tantangan yang berat," tuturnya.
Maka dari itu, ia juga menyatakan harus memberikan apresiasi kepada Menteri BUMN Erick Tohir beserta jajarannya, yang mampu melaksanakan fungsi pengarahan dan pengawasan dengan baik.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai keberhasilan Pertamina memperoleh laba di atas satu miliar dolar AS di tengah pandemi COVID-19 tak lepas dari strategi bisnisnya yang tepat.
"Apa yang telah dicapai oleh Pertamina memperoleh laba hingga Rp14 triliun merupakan suatu hal yang luar biasa, dengan strategis bisnis yang tepat. Strategi Pertamina dalam rangka menghadapi tripple shocks saat pandemi bisa berbuah manis," kata pengamat energi itu.
Pada semester I 2020, keuntungan Pertamina sempat anjlok dengan mencatatkan kerugian hingga Rp11 triliun.
Menurut Mamit, BUMN energi ini mengalami triple shocks yakni menurunnya harga minyak dunia, menurunnya permintaan, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Meski demikian, dengan strategi bisnis yang tepat, Pertamina berhasil melakukan rebound, sehingga akhir 2020 bisa membukukan keuntungan.
Selain itu, lanjut Mamit, ada sejumlah faktor pendorong yang menyebabkan Pertamina mengalami keuntungan, yakni berhasil melakukan efisiensi dengan memangkas biaya produksi, serta berhasil meningkatkan produksi di tengah harga minyak mentah dunia terkoreksi.