Permudah Akses Layanan Perpustakaan, Kemendikbud Luncurkan Sikoper

Melalui layanan Sikoper ini, dimaksudkan agar terwujudnya kemudahan dalam mengakses seluruh koleksi perpustakaan dan bahan publikasi yang tersebar di seluruh unit utama dan satuan kerja di lingkungan Kemendikbud.

Permudah Akses Layanan Perpustakaan, Kemendikbud Luncurkan Sikoper
Peluncuran layanan Sikoper, oleh Sekrataris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, didampingi Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM), Ade Erlangga Masdiana di Ruang Perpustakaan Dikbud, Gedung A, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).

MONITORDAY.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya meningkatkan layanan dalam mengakses bahan bacaan yang ada di perpustakaan Kemendikbud. Dalam rangka itu, layanan Sikoper atau Sistem Integrasi Koleksi Perpustakaan Kemendikbud diluncurkan.

Peluncuran ini digelar Senin (25/11), oleh Sekrataris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, didampingi Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM), Ade Erlangga Masdiana di Ruang Perpustakaan Dikbud, Gedung A, Senayan, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Ade Erlangga mengatakan, melalui layanan Sikoper ini, dimaksudkan agar terwujudnya kemudahan dalam mengakses seluruh koleksi perpustakaan dan bahan publikasi yang tersebar di seluruh unit utama dan satuan kerja di lingkungan Kemendikbud.

"Melalui Sikoper, seluruh koleksi tersebut terintegrasi dengan baik dan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh pemustaka. Selain itu, melalui layanan ini juga pemustaka di seluruh Indonesia dapat memperoleh informasi mengenai koleksi perpustakaan Kemendikbud," ujar Airlangga, seperti dalam siaran Pers Kemendikbud, yang dikutip Selasa (26/11).

Menurut Airlangga, perpustakaan masa depan bisa jadi berbeda dari perpustakaan saat ini. Masyarakat akan dimudahkan untuk berselancar buku hanya dengan memanfaatkan gawai yang dimiliki. Pola masyarakat dalam mencari koleksi perpustakaan juga sudah mulai dipermudah dengan hanya memasukkan kata kunci yang diinginkan. 

“Dulu modelnya masih manual, belum ada koding-koding atau semacamnya yang memudahkan dalam pencarian koleksi perpustakaan yang diinginkan. Saat ini pencairan dapat dilakukan dengan sangat mudah,” ungkapnya.

Selain itu, Fungsi perpustakaan, menurut dia, juga terus berkembang. Bukan saja sebagai tempat mencari dan membaca buku yang diinginkan, tetapi juga sebagai tempat hiburan, diskusi, bahkan bisnis. “Keberadaan perpustakaan juga saat ini tidak melulu di perkantoran, tetapi di tempat publik lainnya, seperti rumah makan, stasiun, bandara, dan tempat-tempat lainnya,” imbuhnya.

Karena itu, melalui kecanggihan teknologi, bisa dibuat sistem baru agar bacaan yang ada di perpustakaan bisa dengan mudah diakses. Seperti dalam layanan Sikoper ini. Ia terdiri atas kolaborasi koleksi perpustakaan, mulai dari koleksi perpustakaan tercetak yang terhimpun dalam katalog induk perpustakaan Kemendikbud dengan menggunakan sistem otomasi perpustakaan Slims (Senayan Library Management System), koleksi dalam bentuk digital yang dikelola oleh 120 satuan kerja di dalam Repositori Institusi Kemendikbud, dan koleksi ribuan artikel di dalam 46 jurnal ilmiah terbitan Kemendikbud yang dikelola menggunakan Open Journal System (OJS).

"Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan pengintegrasian koleksi perpustakaan Kemendikbud yang jumlahnya lebih dari ratusan ribu koleksi," ungkapnya. 

"Dengan layanan ini tentu dapat memudahkan bagi mereka yang ingin melakukan riset di bidang pendidikan, kebudayaan, bahasa, atau arkeologi, karena semua jurnal yang diterbitkan Kemendikbud dapat ditemukan di Perpustakaan Kemendikbud,” ungkap Airlangga.