Ketua Pemuda Minang Sikapi Pernyataan Ketua MUI Sumbar

Ketua Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI), Muhammad Rafik merespon tanggapan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar  terkait permintaan maafnya  ke cawapres Ma'ruf Amin soal Islam Nusantara.

Ketua Pemuda Minang Sikapi Pernyataan Ketua MUI Sumbar
Ketum DPP Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia, Muhammad Rafik

MONITORDAY.COM - Ketua Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI), Muhammad Rafik merespon tanggapan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar  terkait permintaan maafnya  ke cawapres Ma'ruf Amin soal Islam Nusantara.

Rafik mempertanyakan pihak yang mempermasalahkan dirinya minta maaf ke Ma'ruf Amin mewakili pemuda Minang.

"Meminta maaf kapasitas sebagai Ketum DPP IPPMI. Apa salahnya? Karena organisasi ini punya legalitas, berhimpun dalam KNPI dan memiliki pengurus di seluruh Indonesia. Mengapa Ketua MUI Sumbar boleh mengatasnamakan etnis Minang?," Kata Rafik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/10/2018).

Rafik menjelaskan, klarifikasinya ke Ma'ruf Amin adalah bentuk menjaga persaudaraan antar umat Islam. Ia menyangankan respon MUI Sumbar soal Islam Nusantara.

"Klarifikasi saya kepada KH. Ma’ruf Amin lebih sebagai upaya menjaga ukhuwah Islamiyah karena dalam ajaran Islam jika terdapat kesalahpahaman disarankan untuk melakukan tabayyun. Didalam adat minang jika ada sebuah perkara diselesaikan dengan ‘biliak ketek’. Saya justru menyesalkan sikap MUI Sumbar yang merespon Istilah Islam Nusantara dengan berpolemik di Media Massa tanpa melakukan tabayyun. Padahal MUI sumbar adalah bagian dari MUI Pusat" jelasnya.

Lebih lanjut Rafik menyayangkan respon berlebihan dari sebagian masyarakat Sumatera Barat dalam menanggapi permintaan maafnya ke Ma'ruf Amin. Ia menyebut respon tersebut tidak menggambarkan karakter masyarakat Minang.

"Saya menyayangkan sebagian sikap masyarakat Sumbar yang berlebihan menyikapi polemik ini seperti perilaku persekusi di media sosial dan menyerang keluarga saya di kampung halaman yang tidak terkait dengan polemik ini. Perilaku ini tidak mencerminkan ciri masyarakat Minang yang terkenal terdidik dan terbuka yang dalam sejarahnya banyak melahirkan tokoh-tokoh perubahan".

"Karakter tersebut yang dalam sejarah banyak melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti Bung Hatta, Buya Hamka, Buya Natsir, Bachtiar Chamsyah, J. Geovanni dan terkini Archandra Tahar," tambahnya.

Di akhir, Rafik mengingatkan, masyarakat Minang sejatinya mengerti lebih dulu soal kesepakatan antara syariat dan adat.

"Saya juga perlu mengingatkan, bahwa masyarakat minangkabau sejatinya mengenal lebih dulu kesepakatan antara syariat dan adat dengan istilah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah yang berarti adat bersendikan syariat agama dan syariat agama bersendikan kitabullah. Seperti garis keturunan suku Minangkabau yang mempertahankan sistem matrilineal yang tidak bertentangan dengan konsep patriarki yang diperkenalkan Islam," pungkasnya.

Sebelumya diketahui, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar angkat bicara soal beredarnya potongan video Ketua Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI), Muhammad Rafik yang meminta maaf ke Cawapres Ma'ruf Amin soal Islam Nusantara.

Tanggapan Ketua MUI Sumbar tersebut ditulis dalam halaman Facebooknya (Buya Gusrizal Gazahar) dengan tulisan yang diberi judul "Bertemu Sekali, Minta Maaf. Tak Pernah Bertemu Tapi Beri Peringatan" pada Selasa (2/10/2018).