Peristiwa Bencana Di Lombok Jadi Inspirasi Anak Muda Indonesia Ciptakan Robot Mitigasi Bencana

Dua orang robotik kakak beradik asal Indonesia, Syahrozad Zalfa Nadia (10) bersama Avicenna Roghid Putra Sidik (5) akan ciptakan robot dengan fungsi mitigasi bencana yang nantinya sekaligus akan diperlombakan di Turki pada Mei dan Juni mendatang. Hal ini diungkapkan keduanya dalam acara talkshow Ngobrol Aja Dulu dengan tema Tech The Kids, Sabtu (19/01/2019) di Jakarta.

Peristiwa Bencana Di Lombok Jadi Inspirasi Anak Muda Indonesia Ciptakan Robot Mitigasi Bencana

MONITORDAY.COM - Dua orang robotik kakak beradik asal Indonesia, Syahrozad Zalfa Nadia (10) bersama Avicenna Roghid Putra Sidik (5) akan ciptakan robot dengan fungsi mitigasi bencana yang nantinya sekaligus akan diperlombakan di Turki pada Mei dan Juni mendatang. Hal ini diungkapkan keduanya dalam acara talkshow Ngobrol Aja Dulu dengan tema Tech The Kids, Sabtu (19/01/2019) di Jakarta.

Ocha, sapaan akrab Syahrozad Zalfa Nadia, menjelaskan, inspirasi dari robot mitigasi bencana yang diberi nama Roti Bakar atau Robot Mitigasi Bencana Gempa dan Kebakaran ini berawal dari bencana gempa di Lombok yang memakan banyak korban.

“Ya, karena waktu gempa Lombok itu jadi kaya pengen buat, apa sih simulasinya. Jadi, nanti kalau udah beneran terwujud, pengen bisa bikin yang lebih besar lagi karena memang pengen mengatasi itu juga sih, yang bencana-bencana kayak gitu,” ujar Ocha, usai menghadiri acara talkshow di Tokopedia Tower, Jakarta, Sabtu (19/1).


Ocha menjelaskan, robot Roti Bakar yang ia buat bersama adiknya, Ave, dirancang selama masa liburan sekolah pada Desember 2018. Robot ini akan memiliki beberapa teknologi yang memumpuni untuk misi penyelamatan korban bencana, seperti halnya sensor yang dapat mendeteksi api dan keberadaan manusia, sampai sensor ultraviolet untuk menghindari rintangan di wilayah bencana.

Ketika ditanya mengenai cara kerja secara detail, Ocha dan Ave masih merahasiakannya untuk keperluan kompetensi Internasional Islamic School Robot Olympiad (IISRO) di Turki pada Mei dan Juli 2019.

Dalam setiap proyeknya, seperti pembuatan robot Roti Bakar, Ocha selalu berkolaborasi dengan adiknya. Di mana masing-masing memiliki tugas yang berbeda, Ave membuat konsep desain dan bentuk robot. Sedangkan Ocha melakukan pemrograman.

“Ya kalau misalnya tentang desain, ide-ide itu semua dari adik. Tapi juga diusulkan sama Umi dan Abi, sama kakak-kakak instruktur juga. Jadi, lebih di halusin lagi gitu, lebih fokusin ke temannya. Misalnya kaya adik mau bikin tentang robot yang bantu orang tua misalnya kaya gitu. Jadi kita sama umi dan abi lebih dispesifikasikan lagi, lebih didetail lagi kaya gitu. Tapi kalau ide dari awal emang dari adik,” tutur Ocha.

Ocha menceritakaan, kegemaran di bidang robotik terinspirasi dari sang adik yang lebih dulu mulai belajar membuat robot di sekolahnya. Untuk membuat satu buah robot memerlukan waktu satu sampai dua minggu tergantung jenis dan kebutuhannya.

Beberapa jenis robot yang pernah dikembangan oleh keduanya yakni Robot Soccer untuk bermain bola, Robot Sumo untuk beradu kekuatan, Maze Robot, Humanoid Robot, Coding Robot, Drone, dan Creative Disaster Robot. Dari hasil karyanya Ocha dan Ave berhasil meraih beberapa penghargaan di ajang kompetensi Internasional.

“Buat teman-teman harus terus semangat untuk belajar dan berprestasi sesuai dengan bidang minatnya. Ya, kalau misalnya meminati bidang robotik enggak usah takut karena robotik itu menyenangkan dan mudah kalau kita ingin belajar,” tegasnya