Perempuan Berdaya, Indonesia Maju, Pesan Ketua PROSAPENA
PROSAPENA Menyoroti kualitas keluarga, pergaulan bebas, dan pencegahan perkawinan anak di Hari Ibu ke-91.

MONITORDAY.COM - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-91, Forum Lembaga Profesi Sahabat Perempuan dan Anak (PROSAPENA) menggelar Seminar Nasional dengan tema "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia , di Hotel Haris Semarang, jum’at-minggu (19-22/12/2019)
Ketua PROSAPENA, Dr. Titik haryati, M.Pd dalam sambutannya mengungkapkan sejumlah isu terkait dengan kualitas keluarga, pergaulan bebas, dan pencegahan perkawinan anak masih menjadi fokus utama Organisasi yang dipimpinya.
Selain itu, Titik juga membeberkan perbandingan gender, tingkat partisipasi perempuan sekitar 55% atau lebih rendah dari laki-laki yaitu 83,1%. Merujuk ke data bps ri-sakernas 2018, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan 51,88% dan laki-laki 82,69% yang berarti masih unggul laki-laki bekerja.
“Perempuan Indonesia harus kreatif dan berpendidikan tinggi agar kebermanfaatannya di berbagai segmen dapat terasa secara nyata. Dalam dunia pendidikan, perempuan juga harus memiliki orientasi pendidikan setinggi mungkin agar ketika menjadi seorang ibu, perempuan dapat menjadi tempat pertama untuk memperluas wawasan anaknya” ajaknya
Ketua Nawacita Humaniora Indonesia ini menegaskan tugas dan peran perempuan diakui lebih berat dibanding laki-laki, jika dikaitkan dengan pendidikan dan pembentukan karakter dan moral anak-anak mereka. Peran ibu (perempuan) lebih berat, meski sudah memasuki era industri 4.0, perempuan tidak bisa meninggalkan peran dan kodratnya sebagi seorang perempuan, ibu, istri, bahkan peran di lingkungan sosial masyarakat.
“Tema ini menjadi Suatu kegiatan aksi melalui “Edu Aksi” Dan “Edu Publik”, yang jelas memberikan ruang bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun juga perlu digarisbawahi, jik ada suara kesetaraan gender, bukan menuntut hak yang yang sama dengan laki-laki, karena hal-hal lain, dimana perempuan tidak bisa melakukan apa yang dilakukan laki-laki” tegasnya.
Ketua PROSAPENA bersama seluruh delegasi Seminar Nasional
"Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" (Foto: Natsir)
Seminar yang diagendakan selama 4 hari ini mendapatkan respon positif seluruh mitra PROSAPENA dari seluruh Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari kehadiran organisasi Mitra seperti Asosiasi dosen indonesia, Ikatan hakim indonesia, Himpunan psikologi indonesia, Ikatan bidan indonesia, Federasi guru independen indonesia, Persatuan guru republik indonesia (diwakili oleh igtk) Perhimpunan dokter keluarga indonesia, Ikatan konselor indonesia, Himpunan pendidikan anak usia dini, Ikatan dokter anak indonesia, Junior dokter network indoneisia Persatuan gizi indonesia, Perastuan advokat indonesia (luhut), Persatuan advokat indonesia (fauzi) dan Asosiasi advokat indonesia,
Untuk sesi pertama, PGRI, HIMPAUDI, PDKI, PERSAGI dan IKAHI mengambil peran memberikan paparan ilmiah seputar isu Kualitas Keluarga. Selanjutnya, Sesi kedua, FGII, HIMPSI, PERADI-Luhut juga mengelaborasi studi ilmiah mereka dengan topik isu “Pergaulan Bebas”. Terakhir untuk sesi ketiga, IKI, IDAI, AAI, PERADI- Fauzi pun turut menguraikan hasil kajian mereka seputar isu pencegahan perkawinan anak.
Diakhir sambutannya, Kabid Kesetaraan Gender Asosiasi Dosen Indonesia dan Akademisi UHAMKA ini mengucapkan terima kasih kepada Asdep Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha KPPPA RI, Sri Prihantini Lestari Wijayanti, SH, MH atas kehadirannya juga saran dan arahan yang sangat dibutuhkan PROSAPENA.
"Kepada seluruh peserta, ucapan terima kasih tak terhingga atas sumbangsih pemikiran, dan pandangan terkait isu perempuan. Perlu diingat bahwa, Hari Ibu Ke-91 Tahun 2019, dimaknai sebagai hari kebangkitan perempuan Indonesia, Majunya Bangsa Indonesia karena Perempuan Indonesia bisa berdaya dan berperan dalam mewujudkan SDM unggul, " pungkasnya